Keturunan 'Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa Al-Muhajir pada masa kini berkembang biak dengan banyaknya. Mereka menetap di sebagian besar pelosok dunia. Mereka adalah keturunan kelompok-kelompok Ba'alawi yg hijrah dari Hadhramaut. Mereka dikenal dengan gelaran seperti Syed atau Sayyid, seperti di Indonesia dan di Malaysia. Mereka juga dikenal dengan nama Habib, Sidi, Syarif, Tuanku, Teuku, Tengku, Engku, Wan, Tjoet (cut), Gus, Tubagus dan beberapa panggilan lainnya.
Namun begitu disebabkan beberapa faktor banyak pula keturunan Ba'alawi yg telah kehilangan identitas mereka. Kebanyakkan dari keturunan Ba'alawi ini menganggap mereka sebagai orang setempat dengan mengamalkan budaya setempat namun disayangkan malah melupakan budaya datuk dan nenek moyang mereka. banyak juga keturunan Ba'alawi yg telah hidup lama di tempat-tempat yg mereka tinggal sejak datuk mereka hijrah pada awal-awal abad ke-15 Masehi dahulu tidak lagi mengenali asal-usul mereka dan hubungan mereka dengan negeri leluhur terputus.
Tokoh-2 Ba'alawi yg Hijrah pada Abad ke 19M |
Walaupun banyak keturunan keluarga Ba'alawi yg telah kehilangan identitas, namun banyak pula yg masih berpegang teguh dengan asal-usul mereka dan memegang erat silsilah keluarga. Mereka juga masih menjalin hubungan dengan Hadramaut. Kaum ini terdiri daripada anak cucu mereka yg baru keluar hijrah pada abad terakhir yakni pada abad ke-18M dan ke-19M. Banyak dari anak cucu Ba'alawi yg hijrah pada abad belakangan ini dan tinggal di kawasan-kawasan perantauan yang masih berpegang teguh dengan beberapa tradisi Ba'alawi dan ada yg masih fasih berbahasa Arab. Mereka ini kelompok keturunan Ba'alawi yg masih berpegang dengan tradisi dan amalan datuk nenek mereka dengan mengamalkan amalan seperti membaca Maulid, Ratib Haddad, Ratib Al 'Attas dan lain-lain lagi.
Adalah hal yg menggembirakan bagi umat Islam bahwa mereka kaum Ba’alawi ini kembali giat menghidupkan kembali dinegeri rantau, mengenalkan, mengajarkan dan mengembangkan tradisi ini kepada Masyarakat setempat dimanapun kaum Ba’alawi menetap. Ini dilakukan oleh mereka dengan menggalakkan majlis-majlis Ta'lim atau Rohah, sekaligus mengukuhkan silaturrahim diantara mereka dan masyarakat sekitar. Walupun begitu masih banyak juga dari keturunan Ba 'alawi yg hanyut di bawa arus zaman dan tidak menghiraukan amalan murni Ba'alawi. Mereka ini sangat perlu mendapat perhatian.
Seorang ulama besar yg wafat di Jakarta, yaitu Habib Muhammad bin Abdurrahman Bin Syahab pemah menyatakan harapannya agar generasi-generasi yg akan datang dari keturunan 'Alawi akan memegang teguh kepada agama Islam, menjaga pusaka nenek-moyang dan jangan sampai tenggelam ke dalam peradaban kaum kafir. Marilah kita sama-sama berdo'a agar Allah s.w.t memberi taufik dan hidayah semoga keturunan Ba’alawi yg lalai dan terpisah ini akan mengenali diri dan asal usul mereka serta menghargai warisan dan mengerti serta faham akan tanggung jawab mereka yg sesungguhnya terhadap umat Islam umumnya yakni membimbing umat kepada kehidupan yang berlandaskan ajaran Agama Islam yang di bawa oleh kakek mereka Rasulullah SAW.
No comments:
Post a Comment