Labels
Showing posts with label Thariqah. Show all posts
Showing posts with label Thariqah. Show all posts
Mencintai Ahlulbait dan Sahabat Nabi
TerasDN - Dalam
keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah, salah satu kewajiban Umat Islam
adalah mencintai keluarga dan para sahabat Nabi Muhammad. Yang dimaksud
dengan Ahlul Bait ialah Ahlul Kisa’ yakni Sayyidah Fathimah, Sayyidina
Ali, Sayyidina Hasan, Sayyidina Husain, dan seluruh keturunannya (Hadits
Tirmidzi 2139) dan para istri Nabi yang kemudian disebut dengan
Ummahatul Mukminin (QS. Al-Ahzab: 6 ).
Tokoh Agama
Bismillahirrahmanirrahim...
Habib Muhammad, begitu ia biasa disapa, dikenal sebagai guru para Habib di daerah Malang dan sekitarnya. Karena beliaulah yang pertama kali membuka pesantren dari kalangan habaib pada tahun 1940. Bisa dipastikan, Pesantren Darun Nasyiien yang didirikannya di Lawang, Malang, adalah pesantren kaum habaib yang pertama di Indonesia. Kalaupun sudah banyak lembaga pendidikan para habib yang berdiri sebelumnya, biasanya hanya berbentuk madrasah, bukan pesantren. Sudah tak terhitung lagi banyaknya alumnus Darun Nasyiien yang menjadi ulama di seluruh Indonesia.
Habib Muhammad, begitu ia biasa disapa, dikenal sebagai guru para Habib di daerah Malang dan sekitarnya. Karena beliaulah yang pertama kali membuka pesantren dari kalangan habaib pada tahun 1940. Bisa dipastikan, Pesantren Darun Nasyiien yang didirikannya di Lawang, Malang, adalah pesantren kaum habaib yang pertama di Indonesia. Kalaupun sudah banyak lembaga pendidikan para habib yang berdiri sebelumnya, biasanya hanya berbentuk madrasah, bukan pesantren. Sudah tak terhitung lagi banyaknya alumnus Darun Nasyiien yang menjadi ulama di seluruh Indonesia.
ISLAM (Bag.1-Babul Minan)
Bismillahirrahmanirrahim...
Segala Puji bagi Tuhan seru sekalian Alam. Dan Shalawat dan sejahtera atas Nabi Muhammad dan keluarganya dan sahabatnya. Waba'du, kemudian dari pada itu maka Rukun Islam Lima Perkara : Pertama mengucap dua kalimat syahadat, Ke dua sembahyang lima waktu, ke tiga memberi zakat jika ada hartanya, Ke empat puasa bulan Ramadhan, Ke lima pergi haji jika mampu pergi.
Al-Tibyan (Nawawi) IX - Riwayat Penulisan Mushaf Al-Qur’an
Sebenarnya
Kitab Al-Qur’an sudah mulai ditulis pada masa nabi saw sebagaimana yang
tercatat dalam Mushaf-mushaf yang kita dapati dewasa ini. Bagaimanapun pada
masa itu ia belum dihimpun dalam bentuk sebuah Mushaf, kecuali dihafaz dalam
hati sejumlah manusia saja. Sejumlah sahabat ada yang hafaz seleruhnya dan ada
pula yang hanya hafaz sebagiannya.
Al-Tibyan (Nawawi) VIII - Ayat Dan Surat Yang Diutamakan Membacanya Pada Waktu Tertentu
Ingatlah
bahwa bagian ini luas sekali cakupannya, ia tidak mungkin dibatasi karena
isinya memang banyak. Bagaimanapun, saya kemukakan sebagian besar saja atau
menggunakan ungkapan-ungkapan yang diringkas. Sebagian besar masalah yang saya sebutkan
di dalamnya telah diketahui oleh orang-orang terkemuka ataupun mungkin
orang-orang awam juga.
Al-Tibyan (Nawawi) VII - Adab Berinteraksi Dengan Al-Qur’an
Diriwayatkan
dalam Shahih Muslim dari Tamim Ad-Daariy ra, katanya: Nabi saw bersabda:
Terjemahan:
“Agama itu nasihat. Kami berkata, ‘Untuk siapa? Nabi saw menjawab, ‘Untuk Allah,
Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan orang-orang awam mereka.”
Al-Tibyan (Nawawi) VI - Adab Dan Etika Membaca Al-Qur’an
Sebab orang yang membaca Al-Qur’an
sudah sepatutnya menunjukkan keikhlasan - sebagaimana yang telah saya kemukakan
- dan menjaga adab terhadap Al-Qur’an.
Maka patutlah dia menghadirkan hatinya karena dia sedang bermunajat kepada Allah
swt dan membaca Al-Qur’an seperti keadaan orang yang melihat Allah swt, jika
dia tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah swt melihatnya.
Al-Tibyan (Nawawi) V - Panduan Menghafaz Al-Qur’an
Diantara
adab-adab menghafaz Al-Qur’an ialah: Dia mesti berada dalam keadaan paling
sempurna dan perilaku paling mulia, hendaklah dia menjauhkan dirinya dari segala
sesuatu yang dilarang Al-Qur’an, hendaklah dia terpelihara dari pekerjaan yang
rendah, berjiwa mulia, lebih tinggi derajatnya dari para penguasa yang sombong
dan pencinta dunia yang jahat, merendahkan diri kepada orang-orang sholeh dan
ahli kebaikan, serta kaum miskin, hendaklah dia seorang yang khusyuk memiliki
ketenangan dan wibawa.
Al-Tibyan (Nawawi) IV - Panduan Mengajar Dan Belajar Al-Qur’an
Bagian
ini serta dua bagian yang merupakan tujuan penulisan kitab ini. Bagian ini
mengandung pembahasan yang panjang dan luas sekali. Saya telah berusaha menyajikan
tujuan-tujuannya secara ringkas dalam beberapa fasal supaya mudah diingat dan
seterusnya diamalkan, insya Allah.
Al-Tibyan (Nawawi) III - Kelebihan Orang Yang Membaca Al-Qur’an
Ibnu Mas’ud Al-Anshari
Al-Badri ra meriwayatkan dari Nabi saw, sabdanya:
(Teks
Bahasa Arab)
Terjemahan: “Orang yang
paling berhak menjadi imam dari suatu kaum adalah orang yang terpandai membaca
Kitab Allah diantara mereka. Jika mereka sama taraf dari segi bacaan. maka yang
lebih mengetahuai tentang sunnah.”
(Riwayat
Muslim)
Al-Tibyan (Nawawi) II - Keutamaan Membaca Dan Mengkaji Al-Qur’an
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
(Teks Bahasa Arab)
Terjemahan: “Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah swt dan mendirikan sembahyang dan menafkahkan
sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengaan diam-diam dan
terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah swt
menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari
anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah swt Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Fathiir
35:29-30)
Al-Tibyan (Nawawi) I - Alquran Adalah Kitab Samawi Terakhir
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maga Penyayan.
Asy-Syeikh
Al-Faqih Imam yang alim, warak, zahid, teliti dan cermat ini, Abu Zakariya
Yahya Muhyiddin bin Syaraf bin Hizam An-Nawawi rahimaullah, berkata:
Segala puji bagi Allah
Yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi Anugerah, Dialah yang memiliki kekayaan,
keagungan dan kebaikan yang memberi kita prtunjuk agar selalu beriman. Dia
melebihkan agama Islam dibanding agama-agama lainnya dan memberi kita anugerah yang
amat besar karena kepada kita diutuslah makhluk-Nya yang paling mulia dan
paling utama disisi-Nya, kekasih dan Khalil-Nya, hamba dan rasul-Nya - Muhammad
saw.
Mengenal Para Imam Ahlussunnah
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
"Allah membuat cerah (muka) seorang yang mendengarkan (hadits) dari kami, kemudian menyampaikannya."
(Hadits Shahih, H.R. Ahmad, Abu Dawud)
"Islam dimulai dengan keasingan dan akan kembali asing,maka berbahagialah orang-orang yang (dianggap) asing."
(H.R. Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnul Majah)
"Umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh sekian firqah, semuanya dalam neraka kecuali satu."diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad 2/332. Imam Abu Dawud dalam Sunan 4/197, dan Hakim dalam Al Mustadrak 1/128.
"Akan tetap ada sekelompok dari umatku di atas kebenaran. Tidak merugikan mereka orang-orang yang mengacuhkan (membiarkan, tidak menolong)mereka sampai datangnya hari kiamat." (H.R. Muslim, Ahmad,Abu Dawud)
"Allah membuat cerah (muka) seorang yang mendengarkan (hadits) dari kami, kemudian menyampaikannya."
(Hadits Shahih, H.R. Ahmad, Abu Dawud)
"Islam dimulai dengan keasingan dan akan kembali asing,maka berbahagialah orang-orang yang (dianggap) asing."
(H.R. Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnul Majah)
"Umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh sekian firqah, semuanya dalam neraka kecuali satu."diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad 2/332. Imam Abu Dawud dalam Sunan 4/197, dan Hakim dalam Al Mustadrak 1/128.
"Akan tetap ada sekelompok dari umatku di atas kebenaran. Tidak merugikan mereka orang-orang yang mengacuhkan (membiarkan, tidak menolong)mereka sampai datangnya hari kiamat." (H.R. Muslim, Ahmad,Abu Dawud)
Batasan dalam mengagungkan dan memuji Habib/Sayyid/Syarif/Saadah
Imam Abdullah bin Alwy al-Haddad berkata :
“Adapun orang dari keturunan Ahlul bait yang tidak mengikuti jejak para sesepuh mereka yang suci, orang demikian itu telah kerasukan angan-angan yang merusak disebabkan oleh ketidaktahuan mereka akan soal-soal agama. Meski demikian mereka masih tetap harus dihormati, karena tali kekerabatannya dengan Rasulullah SAW. Ia harus diingatkan dan diberi nasehat-nasehat dan didorong agar mau mempelajari dan mengkaji ilmu-ilmu agama seperti yang dilakukan oleh para sesepuh mereka, banyak berbuat kebajikan, menghayati akhlaq mulia dan berperilaku yang diridhai Allah SWT. Mereka harus diberitahu bahwa merekalah yang paling layak menghayati kehidupan seperti itu dan lebih wajib daripada kaum muslimin lainnya. Mereka harus diberi pengertian sebaik-baiknya, bahwa nasab (keturunan) saja tidak bermanfaat, tidak akan mengangkat derajat orang tanpa dibarengi dengan ketaqwaan kepada Allah SWT, apalagi jika ia lebih mengutamakan soal-soal keduniaan, mengabaikan ketaatan dan mengotori dirinya sendiri dengan perbuatan-perbuatan yang menyalahi ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya.”
Mengenai Habib/Syarif/Sayyid (Kalam-2 Salaf Bani 'Alawiy)
Dalam kitabnya Al-Barqah al-Musyiqah, Imam Ali bin Abi Bakar as-Sakran menulis :
“Adapun keturunan Imam Syihabuddin Ahmad bin Isa yang datang di Hadramaut serta bertempat tinggal di Tarim, merupakan tempat tinggal yang memberi ketenangan, mereka adalah orang –orang berdarah mulia yang berbudi pekerti luhur, berkepribadian tinggi, berprilaku santun, berjiwa mulia, bersemangat tinggi, mempunyai tekad yang kuat,
“Adapun keturunan Imam Syihabuddin Ahmad bin Isa yang datang di Hadramaut serta bertempat tinggal di Tarim, merupakan tempat tinggal yang memberi ketenangan, mereka adalah orang –orang berdarah mulia yang berbudi pekerti luhur, berkepribadian tinggi, berprilaku santun, berjiwa mulia, bersemangat tinggi, mempunyai tekad yang kuat,
AKIDAH DAN MADZHAB BANI 'ALAWI
Kali ini akan dipaparkan sejumlah data yg membuktikan bahwa akidah Bani 'Alawi dan leluhurnya adalah ahlussunnah waljamaah yang dianut oleh mayoritas ummat Islam.
Data-data ini ditukil dari berbagai buku yang ditulis oleh
tokoh-tokoh Bani Alawi, orang-orang yang pendapatnya mewakili mereka
semua.
SYIAH & KONTRADIKSINYA
Di hadapan kita ada dua kelompok :
(a) Kelompok yang mencela Alqur'an
Dengan
mendakwakan terjadinya perubahan dan pemalsuan di dalamnya, yang
didalangi oleh an-Nuri at-Thubrusiy, yakni pengarang kitab al-Mustadrok,
yang menjadi salah satu dari 8 kitab hadits utama kaum syiah 12 imam,
dialah pengarang Kitab Fashul Khitob Fi Itsbati Tahrifi Kitabi Robbil
Arbab. Ia menyatakan dalam kitab tersebut tentang terjadinya tahrif
(perubahan) dalam Alqur'an: "Diantara bukti adanya tahrif dalam Alqur'an
adalah, fasihnya kalimat Alqur'an dalam beberapa paragraf yang sampai
pada derajat mukjizat, dan lemahnya susunan kalimat di paragraf
lainnya"!.[1]
BUKTI SYIAH BENCI AHLUL BAIT
Kaum syiah mengaku mereka cinta ahlul bait dan keturunan Nabi -shollallohu alaihi wasallam-.
Akan tetapi kita dapati banyak hal yang bertentangan dengan kecintaan itu. Misalnya dengan tindakan mereka mengingkari nasab sebagian keturunan beliau, seperti dua putri beliau Ruqoyyah r.a. dan Ummu Kultsum r.a.
Mereka juga mengeluarkan al-Abbas dan seluruh keturunannya dari nasab beliau. Begitu pula tindakan mereka terhadap az-Zubair bin Shofiyah r.a, yang masih bibi Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-.
Akan tetapi kita dapati banyak hal yang bertentangan dengan kecintaan itu. Misalnya dengan tindakan mereka mengingkari nasab sebagian keturunan beliau, seperti dua putri beliau Ruqoyyah r.a. dan Ummu Kultsum r.a.
Mereka juga mengeluarkan al-Abbas dan seluruh keturunannya dari nasab beliau. Begitu pula tindakan mereka terhadap az-Zubair bin Shofiyah r.a, yang masih bibi Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-.
Subscribe to:
Posts (Atom)