Tanya - Jawab : Islam

untuk pertanyaan nya ustdzah LayLa Syarifah Al-Aththas yang pertanyaan nya ttg posting saya yaitu "KAPAL BERLAYAR DI LAUT"

LayLa Syarifah Al-Aththas Assalamu'alaikum...

afwan,ustadz accan ane minta penjlasn ttg postingn antm ini soal'e ane msh kurg fahim dn ane tertarik dgn kt kunci'e AQIDAH dn AKHLAK..

klw yg pernh ane dptn kurg lbh sepert pendpt ustadz ivan,ustadz kuat marwoto,dn ustadz bayou nur..

tapi klw pendpt ane pribadi (afwn ini cm sekedr pendpt aj),,Kapal Berlayar di laut,dr sgi makna:

kapal=diri kita

berlayar=pencarian (yg ini min ayyil jihhah ye laysa bi jihatin wahidah,makna'e luas menckup seluruh aspek)

di laut:samudera kehidupan yg kita jalani,,jd dri segi hakikat Kapal Berlayar Dilaut sebuah pencarian seorng insan di dalam samudera kehidupan,,arti'e hidup it adl "pencarian/mencari",,

pecarian jati diri ("syp sy dn hrus ap"),,mencari ilmu,,mencari bekal untk akhirat,,mencari...dn mencari..namun betapapun kita mencari dn apa pun,dn berapa pun it tempt kembli'e tetplah 1 y/kehadirat ilahi Robbi...

tafadhal ustad d jelaskn dn ap kaitn'e m per ane,,

ane nyimak...??

12 jam yang lalu melalui seluler · Suka · 1

JAWABAN SAYA:

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

kita mulai dari penejelasn sebelumnya saya juga pengen tau dari para ustadz dan ustadzah ttg istilah "KAPAL BERLAYAR DI LAUT"karena kita berbeda2 gurunya pasti berbeda dalam penyampainya dan saya pengen menampilkan dlu pendapat2 beliau ini

yaitu beliau:berpendapat..

1.akhina Ari Yanto Teh Baerut berpendapat khdpn kita tad...itu menurut ari.

2.bib Ivan Madinah berpendapat :Artinya kl mau mendpatkan mutiara,, hrs melalui lautannya maksudnya beliau:Maknanya luas tuh pertanyaan....

Kl larinya ketauhid,ilmu Allah itu luas bagaikan lautan yg tak berpantai,dan kapalnya kita sendiri agar sll berlayar mengarungi luasnya lautan(ilmu)

Kl sdh lari kehakikat,tasyawuf,marifat... Wahhh... Makin panjang ^_^

Marifat,tasawuf tauhid secara gamblang sama can.... Tp kan ttp aja perlu perpaduan dan tdk bisa salah satunya aja yg dipake/didalamin,,dan pelajarnya kan masing2 ada,wlpn saling berkaitan....akkhhh... Ente yg jelasin dah can,,,ana jd pendengar sekalian mau nyerap ilmu,,,

^_^

dan menurut potinganya beliau yaitu Merujuk keulama aja dah....

Habib Abdullah ibn Alawi al-Haddad

menegaskan bahwa “kelompok yang

benar adalah kelompok Asy’ariyah

yang dinisbatkan kepada Imam

Asy’ari. Aqidahnya juga aqidah para

sahabat dan tabi’in, aqidah ahlul

haqq dalam setiap masa dan tempat,

aqidahnya juga menjadi aqidah kaum

sufi sejati. Hal ini sebagaimana

diceritakan oleh Imam Abul Qasim al-

Qusyayri. Dan Alhamdulillah

aqidahnya juga menjadi aqidah kami

dan saudara-saudara kami dari

kalangan habaib yang dikenal

dengan keluarga Abu Alawi, juga

aqidah para pendahulu kita.

Kemudian beliau melantunkan satu

bait sya’ir:

ﻭﻛﻦ ﺃﺷﻌﺮﻳﺎ ﻓﻲ ﺍﻋﺘﻘﺎﺩﻙ ﺇﻧﻪ ﻫﻮ ﺍﻟﻤﻨﻬﻞ

ﺍﻟﺼﺎﻓﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺰﻳﻎ ﻭﺍﻟﻜﻔﺮ

“Jadilah pengikut al Asy’ari dalam

aqidahmu, karena ajarannya adalah

sumber Ɣªήğ bersih dari kesesatan dan

kekufuran”.

3.uhkty Ika Maniezs berpendapat : kehidupan yg qta jlani di umpamakan sprti berlyar diatas laut qta ga pernah tau kpan angin tertiup kenceng n ombaknua akn biasa sj ato justru mlah ada badai sma kan ky khdupan qta gatau apa yg sudah digariskan Allah hdup ntu gakan selamanya indah pasti akn ada saat nya qta hrus diterpa cobaan #itu pndpat ku mna pndpat mu :)

4.bpk Kuat Maryoto berpendapat : Kita adalah penumpang sedang kapal itu Islam dan nahkodanya Iman sdg lautan adalah keadaan setiap saat, ditengah laut hrs menyelam dgn meninggalkan semua atribut kita/ikhsan sehingga mdpt mutiara/ Insan kamil lanjut perjalanan dgn Istikomah menuju Al Haq. He he he salah kali ya bib,.

5.ustadz Bayou Nur Bayou berpendapat :Setau ane biasanya yang suka digambarkan dengan perahu itu berhubungan dengan Tashowwuf (Ilmu Batin/Hakikat).

DIGAMBARKN: Syari'at diibaratkan sebuah bahtera yang bisa menjadi alat berlayar di lautan. Thoriqoh di ibaratkan lautan yang ada mutiaranya. Dan mutiara itu adalah Hakikat yang dicari dalam Thoriqoh.

Yakni barang siapa yang mencari Mutiara (Hakikat) di dalam lautan (Thoriqoh) supaya lebih dulu memperbaiki bahtera (Syari'at) nya. Karena jika bahteranya rusak tentu akan tenggelam ke dalam lautan dan tak akan menemukan hakikat, bahkan bisa tersesat dan menyesatkan karena merasa bahwa dirinya sudah baik.

Kalau maksudnya berhubungan dengan tashowwuf mungkin begitu kali ya gambarannya... Hehee... Maaf bib, ane juga masih belajar...

komentar saya:

nahh..

dari pendapat-pendapat beliau2 diatas pada hakikat nya sama dan saya setuju semua pendapat diatas tp saya pribadi lebih condong ke pendapat nya bib ivan dan stadz Bayou dan pendapat anda (ustdzahLayLa Syarifah Al-Aththas) karena sama kaya pendapat saya tapi sedikit berbeda yaitu :

Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba’du… sya sependapat dngn imam nawawi karena memang beliau salah satu silsilah guru saya pendapat beliau imam Nawawi yaitu mengibaratkan syariat dengan sebuah kapal, tarekat dengan lautnya dan hakekat merupakan intan dalam lautan yang dapat diperoleh dengan kapal berlayar di laut. Dalam proses pengamalannya Syariat (hukum) dan tarekat merupakan awal dari perjalanan (ibtida’i) seorang sufi, sementara hakikat adalah hasil dari syariat dan tarikat. Pandangan ini mengindikasikan bahwa Syekh Nawawi tidak menolak praktek-praktek tarekat selama tarekat tersebut tidak mengajarkan hal-hat yang bertentangan dengan ajaran Islam, syariat.Tidak seperti sufi Indonesia lainnya yang lebih banyak porsinya dalam menyadur teori-teori genostik Ibnu Arabi, dan syekh Nawawi justru menampilkan tasawuf yang moderat antara hakikat dan syariat. Dalam formulasi pandangan tasawufnya tampak terlihat upaya perpaduan antara fiqh dan tasawuf. Ia lebih Gazalian (mengikuti Al-Ghazali) dalam hal ini. Dalam kitab tasawufnya Salalim al-Fudlala, terlihat Nawawi bagai seorang sosok al-Gazali di era modern. Ia lihai dalam mengurai kebekuan dikotomi fiqh dan tasawuf. Sebagai contoh dapat dilihat dari pandangannya tentang ilmu alam lahir dan ilmu alam batin. Ilmu lahiriyah dapat diperoleh dengan proses ta’allum (berguru) dan tadarrus (belajar) sehingga mencapai derajat ‘alim sedangkan ilmu batin dapat diperoleh melalui proses dzikr, muraqabah dan musyahadah sehingga mencapai derajat ‘Arif. Seorang Abid diharapkan tidak hanya menjadi ‘alim yang banyak mengetahui ilmu-ilmu lahir saja tetapi juga harus arif, memahami rahasia spiritual ilmu batin. Bagi Nawawi Tasawuf berarti pembinaan etika (Adab). Penguasaan ilmu lahiriah semata tanpa penguasaan ilmu batin akan berakibat terjerumus dalam kefasikan, sebaliknya seseorang berusaha menguasai ilmu batin semata tanpa dibarengi ilmu lahir akan terjerumus ke dalam zindiq. Jadi keduanya tidak dapat dipisahkan dalam upaya pembinaan etika atau moral (Adab),

kesimpulan: nah semua itu maksud dari AQIDAH DAN AKHLAK ustdzah LayLa Syarifah Al-Aththas karena AKHLAK TANPA AQIDAH akan menjadi kefasikan dan sebaliknya AQIDAH TANPA AKHLAK akan menjadi zindik,,,kesimpulan BAHWA AQIDAH DAN AKHLAK SALING BERKAITAN ERAT karena upaya dalam beretika atau ADAB.ustdzah..wallohualam bishoab,,,syukron katsr..maav klw ada salah2 kata dalam penulisan semata-mata sifat pribadi manusia tp apa yang telah saya sampaikan semata-mata ingin berbagi semoga alloh merahmati kita semua nya aminn,,,yaa robbal alaimin..^_^

No comments:

Post a Comment

Tentang Saya