Tanda-tanda orang yang mencintai Allah dan dicintai oleh Allah


Perbedaan di antara Imam Mazhab yang empat semata-mata dikarenakan terbentuk setelah adanya furu’ (cabang), sementara furu’ tersebut ada disebabkan adanya sifat zanni dalam nash. Oleh sebab itu, pada sisi zanni inilah kebenaran bisa menjadi banyak (relatif), mutaghayirat disebabkan pengaruh bias dalil yang ada. Boleh jadi nash yang digunakan sama, namun cara pengambilan kesimpulannya berbeda.Jadi perbedaan pendapat di antara Imam Mazhab yang empat tidak dapat dikatakan pendapat yang satu lebih kuat (arjah atau tarjih) dari pendapat yang lainnya atau bahkan yang lebih ekstrim mereka yang mengatakan pendapat yang satu yang benar dan yang lain salah.

Penduduk Hadramaut, Yaman.

Firman Allah ta’ala yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Ma’iadah [5]:54)

Salah memahami Al Qur’an dan As Sunnah

Orang-orang yang menyempal keluar (kharaja) dari mayoritas kaum muslim (as-sawadul a’zham) karena mereka merasa sebagai yang dimaksud dengan Al Ghuroba atau orang-orang yang asing sebagaimana hadits berikut
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abbad dan Ibnu Abu Umar semuanya dari Marwan al-Fazari, Ibnu Abbad berkata, telah menceritakan kepada kami Marwan dari Yazid -yaitu Ibnu Kaisan- dari Abu Hazim dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.” (HR Muslim 208)

Mayoritas kaum Muslim

Orang-orang yang menyempal keluar (kharaja) dari mayoritas kaum muslim (as-sawadul a’zham) salah satunya dikarenakan salah memahami firman Allah ta’ala yang artinya “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS Al An’aam [6]:116)

Sepotong kalimat dapat membuat anda menyesal di akhirat kelak


Berhati-hatilah dalam membuat tulisan/komentar/tanggapan karena sepotong kalimat dapat menyebabkan di hari kiamat nanti dahinya akan tertulis ungkapan: ”terputus (jauh) dari rahmat Allah.”
Jagalah lisan, dengan tidak mengucapakan kata-kata yang bersifat provokatif atau menghina salah satu belah pihak yang terlibat dalam peperangan.
Bukankah kita sudah tahu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam telah bersabda:
‘Barangsiapa yang ikut serta dalam pembunuhan seorang muslim, meskipun hanya dengan sepotong kalimat saja,

Janganlah terhasut untuk ikut dalam perseteruan Wahabi vs Syiah


Orang-orang dari firqah Syiah ribut atau berulah karena pada kenyataannya dimulai dari orang-orang dari firqah Wahabi
Ada beredar tulisan berjudul “Mantan pengikut Syiah beberkan rencana makar syiah di Indonesia"
Boleh jadi mantan pengikut Syiah itu sekarang menjadi pengikut Wahabi
Ada kemungkinan “pesan dari Iran” ingin menyampaikan bahwa Iran memandang NKRI kecolongan atau membiarkan menyebarluasnya Wahabisme yang berpotensi akan menimbulkan konflik.

Ketiadaan

Prof: "Apakah Allah menciptakan segala yg ada?"
Para mahasiswa: "Betul! Dia pencipta segalanya"
Prof: "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan"
(Semua terdiam. Agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu)

Sejarah perkembangan Ba'alawi (Habib/Habaib)


Perkembangan  Ba'alawi (Habib/Habaib) dibagi  empat   fase,  setiap   fase  mempunyai  ciri  yg tersendiri. Perkembangan  ini  terjadi sebab pengaruh besar beberapa tokoh Ba'alawi, serta  ketegaran dan kesabaran mereka dalam menempuh kehidupan yg  bergolak di setiap zaman. Namun begitu, kaum Ba'alawi  masih berpegang teguh kepada kepribadian mereka yang  istiqamah  kepada ajaran  Al-Qur'an dan  Sunnah. Fase perkembangan Ba 'Alawi diuraikan seperti berikut:

Siapakah Ba'alawi (Habib/Habaib)



Ba'alawi  adalah gelar  yg diberi kpd mereka yg bersambung nasabnya kpd Alawi bin   Ubaidullah  bin   Ahmad  bin Isa   Al-Muhajir. Cucu Imam Ahmad bin Isa Al-Muhajir ini merupakan orang pertama yg  dilahirkan di  Hadramaut.  Oleh karna itu anak-cucu Alawi  diberi gelar Ba'alawi, yg  artinya keturunan Alawi.
Panggilan Ba'alawi juga bertujuan memisahkan kumpulan keluarga ini dari cabang-2 keluarga lain yg masih memiliki garis keturunan Nabi  Muhammad s.a.w. Ba'alawi  juga  dikenali dengan panggilan Sayyid.  Keluarga yg  berasal dari  Hadhramaut  ini, telah menyebar dan banyak di antara mereka menetap di pelosok Nusantara, India dan  Afrika.

Tentang Saya