TerasDN - Ketahuilah bahawa wasiat yang paling bermanfaat dan paling mencakup semua aspek
kehidupan dunia dan akhirat adalahw asiat Allah Swt. kepada kita, dan kepada
orang-orang sebelum kita, sebagaimana tercantum dalam firman-Nya,
…..Sunguh kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu: bertakwalah kepada Allah. (QS An-Nisa’[4]” 131). Demikian pula wasiat Rasullulah Saw. Kepada para sahabatny dan umatnya iaitu berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah.
…..Sunguh kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu: bertakwalah kepada Allah. (QS An-Nisa’[4]” 131). Demikian pula wasiat Rasullulah Saw. Kepada para sahabatny dan umatnya iaitu berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah.
Melaksanakan Empat Pokok Utama
Manakala hal-hal tersebut di atas telah anda ketahui, maka kini saya ingin
mewasiatkan agar anda menjaga baik-baik dan melaksanakan empat dasar utama,
termasuk hukum-hukumnya dan persyaratan-persyaratannya, sebab hal itu merupakan
tumpuan dari segalanya, yang apabila sudah benar pada permulaannya akan membuahkan
kebenaran juga pada akhirnya.
Pertama: Memelihara kewajiban-kewajiban, baik yang bersifat batiniah, seperti
ikhlas, yakni pemusatan arah dan tujuan bagi Allah saja, Tuhan Yang Maha Esa
Yang Tiada sekutu bagi-Nya, ataupun yang bersifat lahiriah, seperti shalat,
yakni berdiri dengan khusyu’ mengadap Allah Swt. Yang Maha Kuasa lagi Maha
Mengetahui.
Kedua: Meninggalkan semua maksiat (pelanggaran) baik yang bersifat batiniah
seperti mengikuti ajakan hawa nafsu ataupun yang bersifat lahiriahl seperti ikut
berdesak-desakan bersama kebanyakan manusia zaman ini, dalam upaya
memperebutkan bangkai dunia.
Ketiga : Tidak bersikap sangat menginginkan sesuatu atau menunjukkan kebutuhan
kepada sesuatu selain kepada Allah Swt. saja, disamping tidak merendahkan diri
di hadapan siapa pun selain di hadapan Allah Swt.
Keempat:bertawakal sepenuhnya dan hanya bergantung kepada Allah Swt. dalam
setiap urusan, disamping merasa tercukupi oleh-Nya saja,seraya senantiasa
ber-istighfar dab ber isti’anah (meminta pertolongan) kepada-Nya, baik secara
terbuka (yakni ketika bersama orang lain) maupun tertutup (yakni ketika berada
sendirian).
Perkukuhlah keempat pokok utama tersebut dalam diri anda, kemudina tambahkanlah
lagi dengan empat hal lainnya:
Pertama: Kesungguhan dalam melakukan sesuatu, yakni berdaya upaya sejauh
kemampuan demi mencapai kedekatan kepada (Allah Swt) Sang Kekasih.
Kedua: Ketulusan, yakni terpusatnya seluruh potensi batiniah dan lahiriah demi
meraih sesuatu yang didambakan.
Ketiga:Kesabaran, yakni pemantapan diri untuk senantiasa bersungguh-sungguh dan
bersikap tulus dalam menghadapi segala rintangan.
Keempat: Kekuatan dan ketinggian himmah (tekad), yakni tidak merasa puas selain
dengan pengorbanan dan peluruhan diri secara tuntas dan sempurna dalam (mencari
keridhaan) Allah Swt. seraya meniadakan keinginan atau kebutuhan apa pun kepada
makhluk.
Dalam kaitannya dengan makna-makna di atas, alangkah indahnya ungkapan
Asy-Syaikh Umar bin Al-faridh dalam syairnya:
Kuwakafkan baginya seluruh cinta dan pengorbananku
Walau takkan puas diriku sebelum benar-benar luruh di dalam dirinya
Pabila selain aku cukup puas dengan bayang-bayang khayalnya
Namun aku takkan puas bahkan dengan (hanya) berhubungan dengannya
Kemudian, sempurnakanlah keempat pokok utama di atas, dan lengkapilah dengan
empat lainnya :
Pertama, membaca Al-Quran dengan sungguh-sungguh ber-tadabbur (merenungi
maknanya).
Kedua, sering-sering berzikir kepada Allah dengan kehadiran hati.
Ketiga, berdiri dihadapan Allah (bertahajud) dalam kesunyian malam
Keempat, bersahabat dengan orang yang mampu menunjukkan bagimu jalan menuju
Allah, atau membantumu dan menguatkan hatimu dalam melaksanakan bakti dan taat
kepada-Nya.
Menghindari Persahabatan Dengan Orang-Orang yang Buruk Akhlaknya
Hendaklah anda menghindari persahabatan dengan orang yang dapat membuat anda
menjauh dari Allah swt. Dan dari perbuatan ketaatan kepada-Nya. Atau yang
mengajakmu melanggar perintah-Nya. Atau yang membuat anda lupa berzzikir
(mengingat Allah dan mengucapkan nama-Nya), baik yang ia lakukan dengan
ungkapan yang terang-terangan ataupun yang tersembunyi.
Menghindar dari ajakan yang melalui ucapan terang-terangan tentunya sudah jelas
bagi anda. Sedangkan menghindar dari ajakan yang halus tersembunyi ialah dengan
menyedari bahawa tidak sekali pun anda duduk-duduk bersama seseorang yang
menyembunyikan di dalam hatinya niatan untuk meninggalkan pelbagai ketaatan
kepada Allah, atau yang terus-menerus melakukan pelbagai pelanggaran terhadap
perintah-perintah-Nya, kecuali akan mengalir pula dari hatinya ke dalam hati
anda, suatu perasaan persetujuan – walau hanya sedikit – atas sikap dari
perilakunya itu.
Maka hendaklah anda, pada zaman seperti sekarang ini, tidak memilih duduk
berbincang-bincang bersama seseorang, kecuali jika anda merasa yakin dapat
memperoleh menfaat darinya, di bidang agama anda. Misalnya, dengan duduk
bersamanya, anda akan bertambah kesedaran akan pentingnya jalan yang anda
tempuh atau anda bertambah semangat dalam upaya meraih idaman anda atau anda
sendiri justeru dapat memberinya manfaat dalam agama0nya. Namun, semua itu
tidak boleh dilakukan kecuali setelah anda benar-benar yakin akan keselamatan
diri anda sendiri. Camkanlah baik-baik hal ini!
Berhati- hati dan Bersikap Waspada Dalam Pergaulan
Ada tiga motivasi yang dapat memaksa seorang murid (yakni yang hendak bersuluk
atau menempuh ‘jalan akhirat’) di suatu saat, untuk bercampur gaul dengan
sebahagian masyarakat.
Pertama, kerana memang diwajibkan (ataupun dianjurkan) oleh syariat, misalnya
dalam kaitannya dengan anggota keluarga yang dekat.
Kedua, kerana memerlukan sesuatu dalam urusan agama maupun dunianya yang tidak
dapat terpenuhi kecuali dengan bergaul dengan mereka.
Ketiga, adakalanya seorang murid merasa sumpek atau kesepian dalam
kesendiriannya atau timbul perasaan jenuh yang menghinggapi hatinya setelah
lama ber-tawajjuh(mengkonsentrasikan diri dalam beribadat). Perasaan seperti
itu sudah merupakan bagian dari tabiat mnausia dan tidak mungkin terhapus atau
hilang sama sekali kecuali dengan melakukan pergaulan dengan orang-orang
tertentu. Dan yang demikian itu bahkan termasuk salah satu kiat untuk
menenangkan jiwa atau menimbulkan kembali semangat yang sudah mulai pudar,
sebagaimana diriwayatkan berkenaan dengan beberapa orang sahabat Nabi Saw.
Oleh sebab itu, seandainya anda pada suatu saat memang memerlukan hiburan atau
penyegaran separti itu, hendaklah pertama-tama membaikkan niat anda, dan
mencari tahu – atau paling sedikit,memperkirakan – akan keselamatan agama anda
ketika bergaul dengan mereka itu. Selanjutnya, seandainya ada suatu pelanggaran
(maksiat) yang dilakukan di hadapan anda, maka bertindaklah segera untuk
melakukan teguran. Dan apabila teguran anda itu tidak didengarkan dan tidak
pula dihiraukan, maka selamatkanlah dirimu dan larilah jauh-jauh demi
menyelamatkan agamamu.
Berserah Diri Sepenuhnya Kepada Allah Swt.
Hendaklah anda senantiasa berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt., seraya
meyakini bahwa tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan perkenan-Nya. Dan
seandainya pada suatu saat anda merasa gelisah, atau sumpek, atau dada terasa
sempit kerana diliputi kecemasan, maka perbanyakkanlah membaca:
(Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan perkenan Allah Yang Maha Tinggi
lagi Maha Agung).
Itulah ubat penawar yang sangat bermanfaat dan sangat manjur bagi semua
penyakit yang seperti itu.
Perbanyakkan pula doa yang diucapkan oleh Dzu’n-Nun (a.s) sebagaimana
disebutkan dalam Al-Quran:
(Tiada Tuhan melainkan Engkau;Maha Suci Engkau, sungguh aku [sebelum ini]
termasuk orang-orang zalim)
Mencurigai Diri Sendiri dan Menuntutnya Agar menjadi Lebih Baik
Hendaklah anda selalu mencurigai diri anda sendiri (atau menujukan tuduhan
kepadanya) di setiap saat, baik ia dalam keadaan pauh ataupun dalam keadaan
menentang. Jangan sekali-kali merasakan kepuasan berkaitan dengannya sebab
barang siapa puas dengan dirinya sendiri, akan menjerumuskannya ke dalam
kebinasaan. Tuntutlah ia agar selalu tunduk patuh kepada Tuhannya, dan
sadarkalah ia selalu akan pelbagai kekurangannya dalam menunaikan kewajipan
terhadap-Nya, betapa pun anda merasa telah melakukan upaya maksimal ke arah
itu. Sebab, sungguh amat besar hak Tuhanmu atasnya.
Mensyukuri Kurnia-kurnia Allah
Hendaklah anda selalu mengingat nikmat kurnia Allah- yang bersifat lahiriah
maupun batiniah dan yang ebrkaitan dengan urusan agama maupun dunia- yang
dilimpahkan kepada anda. Perbanyakkan syukurmu itu dalam setiap kesempatan
dengan hatimu maupun melalui ucapanmu.
Ungkapan syukur dengan hatia adalah dengan menyedari bahawa setiap nikmat yang
diperolehnya adalah dari Allah Swt. Dan bahwa kegembiraannya ketika menerima
suatu kenikmatan adalah disebabkan hal itu merupakan salah satu wasilah
(sarana) untuk pendekatan diri kepada-Nya.
Adapun ungkapan syukur melalui lisan adalah dengan memperbanyakkan puji-pujian
kepada Allah Swt., Sang Pelimpah kenikmatan. Sedangkan yang melalui
anggota-anggota tubuh lainnya adalah dengan mengarahkan semua kenikmatan itu
untuk dijadikan sarana mencari keredhaan Allah Swt., disamping menggunakannya
sebagai alat bantu dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya.
No comments:
Post a Comment