Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maga Penyayan.
Asy-Syeikh
Al-Faqih Imam yang alim, warak, zahid, teliti dan cermat ini, Abu Zakariya
Yahya Muhyiddin bin Syaraf bin Hizam An-Nawawi rahimaullah, berkata:
Segala puji bagi Allah
Yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi Anugerah, Dialah yang memiliki kekayaan,
keagungan dan kebaikan yang memberi kita prtunjuk agar selalu beriman. Dia
melebihkan agama Islam dibanding agama-agama lainnya dan memberi kita anugerah yang
amat besar karena kepada kita diutuslah makhluk-Nya yang paling mulia dan
paling utama disisi-Nya, kekasih dan Khalil-Nya, hamba dan rasul-Nya - Muhammad
saw.
Dengan
perantara kekasih-Nya ini, Dia menghapuskan penyembahan terhadap berhala-hala
tak berdaya. Allah swt memuliakannya dengan Al-Qur’an sebagai mukjizat yang
kekal dari zaman ke zaman. Dengannya Dia mengajar seluruh makhluk, manusia dan
jin dan mendiamkan orang-orang yang menyimpang dan sombong, serta menjadikannya
penyubur bagi hati orang-orang yang memiliki mata hati dan ma’rifat.
Al-Qur’an
tidak akan pernah menjadi usang, meskipun selalu diulang-ulang atau perubahan
zaman. Allah swt memudahkannya untuk diingat dan dihafal oleh anak-anak kecil
dan menjamin keasliannya dari segala bentuk perubahan dan kejadian yang akan
mengubahnya. Al-Qur’an tetap dipelihara dengan pujian Allah swt dan anugerah-Nya
sepanjang masa. Dia memilih orang-orang yang pandai dan cakap untuk memelihara ilmu-ilmu
Al-Qur’an dan mengumpulkan di dalamnya setiap ilmu yang dapat melapangkan dada
orang-orang yang mempunyai keyakinan.
Saya memuji-Nya atas semua itu dan
nikmat-nikmat lainnya yang tidak terhitung banyaknya, lebih-lebih lagi nikmat berupa
keimanan yang teguh. Saya memohon kepada-Nya agar selalu mencurahkan anugerah
kepadaku dan kepada orang-orang yang saya cintai serta kaum muslimin tanpa
pengecualian di muka bumi ini. Mudah-mudahan kita semua memperoleh rahmat dan
ridha-Nya.
Saya
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah swt, tidak ada sekutu bagi-Nya,
dengan kesaksian yang semoga diberikan ampunan dan yang sanggup menyelamatkan saya
dari api neraka serta mengantarkan saya ke tempat tinggal yang mulia dalam syurga.
Sesungguhnya,
Allah swt telah menganugerahkan kepada umat ini - mudah-mudahan Allah swt menambah
kemuliaan pad umat ini - agama Islam yang diridhai-Nya dan mengutus manusia
terbaikNya - Muhammad saw - kepada mereka sebagai penerang jalan. Mudah-mudahan
Allah swt melimpahkan kepadanya sholawat, berkat dan salam yang paling utama.
Allah
swt memuliakan umat ini dengan kitab Al-Qur’an sebagai kalam terbaik dan Allah swt
mengumpulkan di dalamnya segala yang diperlukan berupa kabar orang-orang yang
terdahulu dan yang kemudian, nasihat-nasihat, berbagai perumpaan, adab dan
kepastian hukum, serta hujah-hujah yang kuat dan jelas sebagai bukti keesaan-Nya
dan perkara-perkara lainnya yang berkenaan dengan yang dibawa oleh
rasul-rasul-Nya. Mudah-mudahan sholawat dan salam Allah swt tetap atas mereka dan
dapat mengalahkan orang-orang yang mulhid, sesat dan jahil.
Allah
swt pasti akan melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang membaca Al-Qur’an
dan pada waktu yang sama memerintahkan kita memperhatikan, mengamalkannya, mematuhi
adab serta mencurahkan segenap tenaga untuk memuliakannya.
Sejumlah
ulama terkemuka telah menulis kitab-kitab yang telah dikenal orang-orang yang
mau menggunakan anugerah akalnya tentang keutamaan dan kemuliaan membaca Al-Qur’an
dan anugerah yang Allah swt berikan kepada mereka yang membacanya. Tetapi ada
sebagian besar manusia yang semangat menghafalnya amat lemah, bahkan untuk
menelaahnyapun mereka tidak mau karena miskinnya keinginan dalam hati mereka. Dengan
demikian, Al-Qur’an tidak akan pernah menandatangkan manfaat apapun, kecuali
bagi mereka yang mempunyai pemahaman yang baik dan mau mengamalkannya dalam
ritunitas ibadah sehari-hari.
Saya
melihat penduduk kota kami, Damsyiq - mudah-mudahan Allah swt melindungi dan
menjaganya, demikian juga kota-kota Islam lainnya – amat menaruh perhatian yang
besar untuk menghormati Al-Qur’an dengan cara belajar, mengajar, membahas dan
mengkajinya secara berkelompok ataupun sendirian. Mereka sungguh-sungguh dalam mempelajarinya
tidak peduli malam ataupun siang, mudah-mudahan Allah swt menambah bagi mereka
kegemaran untuk mencintai Al-Qur’an dan melakukan segalanya hanya dengan
mengharapkan keridhaan Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia.
Itulah
mendorong saya mengumpulkan ringkasan adab-adab berinteraksi dengan Al-Qur’an
dan sifat-sifat penghafal dan pelajarnya.
Allah
swt mewajibkan kita agar bersikap baik terhadap Kitab-Nya dan termasuk
perlakuan ini ialah menjelaskan adab-adab pengkaji dan pelajarnya serta
membimbing mereka melaksanakannya dan mengingatkan mereka dengan nasihat yang
baik. Saya usahakan meringkas dan memendekkannya untuk menghindari pembahasan
yang terlalu panjang. Saya batasi dalam setiap bagian hanya membahas satu aspek
dan saya menyinggung setiap macam adabnya pada satu pembahasan yang tersendiri.
Oleh
sebab itu, ini salah satu konsekuensinya, sebagian besar yang saya kemukakan tida
ada rujukan sanad-sanadnya. Meskipun saya benar-benar mempunyai perbendaharaan
sanad itu, namun tujuan saya adalah menjelaskan asalnya dan dalam pembahasan
itu saya menyinggung berkenaan sanad-sanad yang tidak saya sebutkan dalam
penulisannya. Itu terpaksa harus saya ambil, mengingat suatu bahasan dalam
bentuk ringkas akan lebih membekas dalam ingatan dan mudah dihafal, diambil
manfaat dan gampang disebarkan.
Kemudian
saya jelaskan hadits-hadits shahih dan dha’if, disamping para perawi yang
terpercaya sebab mereka kadang-kadang lupa menyebutkan hal itu.
Saya
tahu bahwa para ulama ahli hadits mengharuskan
pengamalan hadits dha’if berkenaan dengan keutamaan amalan dan
fadilatnya. Meskipun begitu, saya rasa sudah cukup bila saya hanya memasukkan hadits-hadits
yang shahih saja sehingga saya tidak menyebut hadits dha’if kecuali dalam
keadaan-keadaan tertentu yang amat dibutuhkan.
Kepada
Allah Yang Maha Pemurah saya bertawakal dan berserah diri. Saya mohon kepada-Nya
agar saya bisa menempuh jalan yang lurus dan terpelihara dari orang-orang yang
menyimpang dan membangkang serta mendapat tambahan kebaikan. Saya mohon dengan
penuh kerendahan diri kepada Allah swt agar memberikan keridhaan-Nya kepada
saya dan menjadikan saya termasuk orang yang takut dan bertaqwa kepada-Nya
dengan sebenar-benar taqwa dan memberi saya petunjuk dengan cara yang baik.
Saya
mohon pula kepada Allah swt agar memudahkan bagi saya setiap bentuk kebaikan
dan membantu saya melakukan berbagai perbuatan baik dan menetapkan saya dalam
keadaan seperti itu sampai ajal kematian menjemput saya dan juga melakukan hal
yang sama terhadap semua orang yang saya cintai serta kaum muslimin dan
muslimat sekalian.
Cukuplah
Allah swt sebagai penolong saya, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
ALQURAN
ADALAH KITAB SAMAWI TERAKHIR
Segala
puji dan puja hanya patut ditujukan kepada Allah Azza wa Jalla yang menurunkan
kitab suci kepada hamba-hambaNya yaitu Al-Qur’an. Sholawat serta salam patut
ditujukkan kepada kekasihNya yaitu penghulu kita Nabi Muhammad saw. Demikian
juga kepada ahlul bait dan para sahabatnya sekalian.
Allah Taala berfirman,
“Allah tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri. Dia
menurunkan kitab Alquran padamu (Muhammad) dengan sebenarnya, membenarkan
kitab-kitab yang telah lebih dulu daripadanya dan juga menurunkan kitab Taurat
dan Injil sebelum (Alquran diturunkan, Taurat dan Injil itu) menjadi petunjuk
bagi manusia. Dan Dia menurunkan Al-Furqan (Alquran).” (Q.S. Ali Imran 3:24)
KEISTIMEWAAN ALQURAN
Kitab suci Alquran
memiliki keistimewaan-keistimewaan yang dapat dibedakan dari kitab-kitab suci
yang diturunkan sebelumnya, di antaranya ialah:
1. Alquran memuat ringkasan
dari ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah dimuat kitab-kitab suci sebelumnya
seperti Taurat, Zabur, Injil dan lain-lain. Juga ajaran-ajaran dari Tuhan yang
berupa wasiat. Alquran juga mengokohkan perihal kebenaran yang pernah
terkandung dalam kitab-kitab suci terdahulu yang berhubungan dengan peribadatan
kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada para rasul, membenarkan adanya
balasan pada hari akhir, keharusan menegakkan hak dan keadilan, berakhlak luhur
serta berbudi mulia dan lain-lain.
Allah Taala berfirman,
“Kami menurunkan kitab Alquran kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya, untuk
membenarkan dan menjaga kitab yang terdahulu sebelumnya. Maka dari itu,
putuskanlah hukum di antara sesama mereka menurut apa yang diturunkan oleh
Allah. Jangan engkau ikuti nafsu mereka yang membelokkan engkau dari kebenaran
yang sudah datang padamu. Untuk masing-masing dari kamu semua Kami tetapkan
aturan dan jalan.” (Q.S. Al-Maidah:48)
Jelas bahwa Allah swt.
sudah menurunkan kitab suci Alquran kepada Nabi Muhammad saw. dengan disertai
kebenaran mengenai apa saja yang terkandung di dalamnya, juga membenarkan isi
kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah Taala sebelum Alquran sendiri yakni
kitab-kitab Allah yang diberikan kepada para nabi sebelum Rasulullah saw. Bahkan
sebagai pemeriksa, peneliti, penyelidik dari semuanya. Oleh sebab itu Alquran
dengan terus terang dan tanpa ragu-ragu menetapkan mana yang benar, tetapi juga
menjelaskan mana yang merupakan pengubahan, pergantian, penyimpangan dan
pertukaran dari yang murni dan asli.
Selanjutnya dalam ayat di
atas disebutkan pula bahwa Allah Taala memerintahkan kepada nabi supaya dalam
memutuskan segala persoalan yang timbul di antara seluruh umat manusia ini
dengan menggunakan hukum dari Alquran, baik orang-orang yang beragama Islam
atau pun golongan ahlul kitab (kaum Nasrani dan Yahudi) dan jangan sampai
mengikuti hawa nafsu mereka sendiri saja.
Dijelaskan pula bahwa
setiap umat oleh Allah swt. diberikan syariat dan jalan dalam hukum-hukum
amaliah yang sesuai dengan persiapan serta kemampuan mereka.
Adapun yang berhubungan
dengan persoalan akidah, ibadah, adab, sopan santun serta halal dan haram, juga
yang ada hubungannya dengan sesuatu yang tidak akan berbeda karena perubahan
masa dan tempat, maka semuanya dijadikan seragam dan hanya satu macam,
sebagaimana yang tertera dalam agama-agama lain yang bersumber dari wahyu Allah
swt.
Allah Taala berfirman,
“Allah telah menetapkan agama untukmu semua yang telah diwasiatkan oleh-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, (yang
semua serupa saja) yakni hendaklah kamu semua menegakkan agama yang benar dan
janganlah kamu sekalian berpecah-belah.” (Q.S. Asy-Syura:13)
Seterusnya lalu dibuang
beberapa hukum yang berhubungan dengan amaliah yang dahulu dan diganti dengan
syariat Islam yang merupakan syariat terakhir yang kekal serta sesuai untuk
diterapkan dalam segala waktu dan tempat. Oleh sebab itu, maka akidah pun
menjadi satu macam, sedangkan syariat berbeda disesuaikan dengan kondisi zaman
masing-masing umat.
2. Ajaran-ajaran yang
termuat dalam Alquran adalah kalam Allah yang terakhir untuk memberikan
petunjuk dan bimbingan yang benar kepada umat manusia, inilah yang dikehendaki
oleh Allah Taala supaya tetap sepanjang masa, kekal untuk selama-lamanya. Maka
dari itu jagalah kitab Alquran agar tidak dikotori oleh tangan-tangan yang
hendak mengotori kesuciannya, hendak mengubah kemurniannya, hendak mengganti
isi yang sebenarnya atau pun hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau
mengurangi kelengkapannya.
Allah Taala berfirman,
“Sesungguhnya Alquran adalah kitab yang mulia. Tidak akan dihinggapi oleh
kebatilan (kepalsuan), baik dari hadapan atau pun dari belakangnya. Itulah
wahyu yang turun dari Tuhan yang Maha Bijaksana lagi Terpuji.” (Q.S. Fushshilat:41-42)
Allah Taala berfirman
pula, “Sesungguhnya Kami (Allah) menurunkan peringatan (Alquran) dan
sesungguhnya Kami pasti melindunginya (dari kepalsuan).” (Q.S. Al-Hijr:9)
Adapun tujuan menjaga dan
melindungi Alquran dari kebatilan, kepalsuan dan pengubahan tidak lain hanya
agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di hadapan seluruh manusia, sehingga
Allah Taala dapat mewarisi bumi ini dan siapa yang ada di atas permukaannya.
3. Kitab Suci Alquran yang
dikehendaki oleh Allah Taala akan kekekalannya, tidak mungkin pada suatu hari
nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai titik hakikat
yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat Alquran. Sebabnya
tidak lain karena Alquran adalah firman Allah Taala, sedang keadaan yang
terjadi di dalam alam semesta ini semuanya merupakan karya Allah Taala pula.
Dapat dipastikan bahwa firman dan amal perbuatan Allah tidak mungkin
bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah
bahwa yang satu akan membenarkan yang lain. Dari sudut inilah, maka kita
menyaksikan sendiri betapa banyaknya kebenaran yang ditemukan oleh ilmu
pengetahuan modern ternyata sesuai dan cocok dengan apa yang terkandung dalam
Alquran. Jadi apa yang ditemukan adalah memperkokoh dan merealisir kebenaran
dari apa yang sudah difirmankan oleh Allah swt. sendiri.
Dalam hal ini baiklah kita
ambil firman-Nya, “Akan Kami (Allah) perlihatkan kepada mereka kelak
bukti-bukti kekuasaan Kami disegenap penjuru dunia ini dan bahkan pada diri
mereka sendiri, sampai jelas kepada mereka bahwa Alquran adalah benar. Belum
cukupkah bahwa Tuhanmu Maha Menyaksikan segala sesuatu?” (Q.S. Fushshilat:53)
4. Allah swt. berkehendak supaya
kalimat-Nya disiarkan dan disampaikan kepada semua akal pikiran dan pendengaran,
sehingga menjadi suatu kenyataan dan perbuatan. Kehendak semacam ini tidak
mungkin berhasil, kecuali jika kalimat-kalimat itu sendiri benar-benar mudah
diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena itu Alquran sengaja diturunkan
oleh Allah Taala dengan suatu gaya bahasa yang istimewa, mudah, tidak sukar
bagi siapa pun untuk memahaminya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asal
disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat.
Allah Taala berfirman,
“Sungguh Kami (Allah) telah membuat mudah pada Alquran untuk diingat dan
dipahami. Tetapi adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Q.S. Al-Qamar:17)
Di antara bukti kemudahan
bahasa yang digunakan oleh Alquran ialah banyak sekali orang-orang yang hafal
di luar kepala, baik dari kaum lelaki, wanita, anak-anak, orang-orang tua,
orang kaya atau miskin dan lain-lain sebagainya. Mereka mengulang-ulangi
bacaannya di rumah atau mesjid. Tidak henti-hentinya suara orang-orang yang
mencintai Alquran berkumandang di seluruh penjuru bumi. Sudah barang tentu tidak
ada satu kitab pun yang mendapatkan keistimewaan melebihi Alquran.
Bahkan dengan berbagai
keistimewaan di atas, jelas Alquran tidak ada bandingannya dalam hal
pengaruhnya terhadap hati atau kehebatan pimpinan dan cara memberikan
petunjuknya, juga tidak dapat dicarikan persamaan dalam hal kandungan serta
kemuliaan tujuannya. Oleh sebab itu dapat diyakini bahwa Alquran adalah mutlak
sebaik-baik kitab yang ada.
Kitab ini ini membahas
perkara-perkara yang sangat penting diketahui oleh setiap orang Islam karena
kitab ini membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan adab kita menjalin
interaksi dengan kitab suci kita -Al-Qur’an al-Karim.
Dalam
garis besarnya, kitab ini mengandung sembilan bagian dan sebuah mukadimah yang
menjelaskan secara ringkas latar-belakang dan kandungan kitab ini secara
keseluruhan. Kemudian diteruskan dengan riwayat hidup Imam Nawawi.
Adapun kesembilan bagian
yang menjadi inti kitab ini adalah:
· KEUTAMAAN MEMBACA DAN MENGKAJI AL-QUR’AN
· KELEBIHAN ORANG YANG MEMBACA AL-QUR’AN
· menghormati DAN memuliakan GOLONGAN
AL-QUR’AN
· PANDUAN MENGAJAR DAN BELAJAR AL-QUR’AN
· PANDUAN MENGHAFAZ AL-QUR’AN
· ADAB DAN ETIKA MEMBACA AL-QUR’AN
· ADAB BERINTERAKSI DENGAN AL-QUR’AN
· AYAT DAN SURAT YANG DIUTAMAKAN MEMBACANYA
PADA WAKTU-WAKTU TERTENTU
· RIWAYAT PENULISAN MUSHAF AL-QUR’AN
Dengan pengantar yang amat
singkat ini, kami dengan bangga mempersembahkan kepada Anda sebuah kitab besar
- Al-Adzkaar lin Nawawi dan At-Tibyaan
fii Aadaabi Hamalatil Quran - karya ulama besar - Abu Zakariya Yahya Muhyiddin bin Syaraf bin Hizam An-Nawawi atau
yang amat dikenal sebagai Iman Nawawi. Semoga Anda menjadi insan kamil – insan
yang benar-benar sempurna sebagaimana tujuan asali kita semua diciptakan.
Selamat membaca. Semoga Allah swt selalu bersama kita. Amin ya Rabbi’alamin.
Barangsiapa diberi petunjuk Allah swt, maka
tidak ada satupun kekuatan yang dapat menyesatkannya. Dan Barangsiapa yang
disesatkan oleh Allah swt, maka tidak ada kekuatan pun yang dapat memberi
petunjuk kepadanya.
Saya
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya dan saya
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba terpilih dan Rasul-Nya.
Selanjutnya,
Allah Azza wa Jalla telah memuliakan kepada kita semua dengan Al-Qur’an yang
berisi khabar umat-umat sebelumnya ataupun sesudahnya dan memberi keputusan di
antara mereka.
Al-Qur’an
adalah pemisah antara yang haq dan yang batil. Tidaklah seorang yang sombong
meninggalkannya kecuali Allah swt mematahkannya. Barangsiapa mencari petnjuk selain Al-Qur’an, maka Allah
swt menyesatkannya. Al-Qur’an adalah tali Allah Yang teguh dan dzikir yang
bijaksana serta jalan yang lurus.
Dengan
tuntuan Al-Qur’an, kita tidak akan menyimpang, lidah orang-orang yang lemah
tidak menjadi tumpul dan para ulama tidak merasa kenyang untuk menimba ilmu-ilmu
langit darinya.
Al-Qur’an
tidak menjadi usang meskipun diulang-ulang, keajaibannya tidak pernah habis. Begitu
hebatnya Al-Qur’an sampai-sampai bangsa jin ketika mendengarnya mengatakan,
“Sesungguhnya kami telah mendengar Al-Qur’an yang menakjubkan, yang memberi
petunjuk ke jalan yang benar, kemudian kami beriman kepadanya.”
Barangsiapa yang berkata berdasarkan Al-Qur’an, maka dia berkata benar. Barangsiapa
mengamalkannya, maka dia pasti akan mendapatkan pahala yang berlipat dan tidak
disangka-sangka.
Barangsiapa
memutuskan perkara dengannya, maka dia telah berlaku adil dan Barangsiapa menyeru
kepadanya, maka dia akan diberi petunjuk menuju jalan yang lurus.
Allah
swt telah mengemukakan dalam Al-Qur’an berbagai nasihat dan perumpamaan, adab
dan hukum serta sejarah tentang orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian. Di
samping itu, Allah swt juga menyuruh kita untuk memperhatikan dan mengamalkan
adab-adabnya.
Para
ulama telah menuliskan kitab tentang masalah ini dan membahas secara mendalam.
Kemudian datang Imam An-Nawawi rahimaullahu ta’ala, mengumpulkan serta
meringkaskannya ke dalam kitab ini. Kandungan kitab ini meliputi adab-adab
membaca, belajar Al-Qur’an, sifat-sifat penghafaz, keterangan keutamaan
membacanya, adab-adab bagi murid dan ustadz, panduan mengamalkan dan
menjalankan tuntutan dan hukumnya supaya para penuntut Al-Qur’an mendapatkan manfaat
sebesar-besarnya.
Di
akhir kitab ini, Imam An-Nawawi juga menjelaskan nama-nama dan kata-kata asing
yang terdapat dalam Al-Qur’an, serta menyinggung sejumlah kaedah dan faedahnya.
Maka jadilah, ini sebuah kitab yang berguna bagi penuntut ilmu dan pengkaji Al-Qur’an. Mudah-mudahan Allah swt membalasnya
dengan kebaikan atas jasanya kepada seluruh muslimin dan muslimah dan mudah-mudahan
Allah swt memasukkan sang Imam dan kita ke dalam golongan ahli Al-Qur’an dan yang
mendapat keistimewaan darinya.
Naskah Tulisan Tangan
Penulisan
kitab ini berasal dari naskah tulisan tangan yang tersimpan di Daarul Kutub
Azh-Zhahiriyah di Damasyiq bernomor 326 tahun (37) Qiraat. Ia naskah yang
lengkap, teliti dan memiliki sistem penulisan yang baik serta naskah terbaik
yang pernah tersimpan di Daarul Kutub Azh-Zhahariyah di Damsyiq. Ia termasuk kitab-kitab
yang diwakafkan oleh penguasa Syam pada tahun ke-12 Hijriyah, As’ad Basya
Al-Azhm, pemilik museum terkenal di Damsyiq
kepada ayahnya, Ismail Basya Al-Azhm.
Naskah
itu sendiri telah mengalami berbagai kerusakan sehingga lembar keempat dan
kelima tidak bisa ditemukan. Namun, kekurangan itu diperbaiki dengan tulisan
baru yang berbeda dengan salinan dan syakal saya. Bagian-bagian dan fasal-fasal
serta judul fasalnya tertulis dengan dakwat merah.
Muhammad
bin Ali bin Umar Al-Baysuni menulisnya untuk dirinya pada tahun 891H. Di bagian
akhir, terdapat ijazah atas nama Usman bin Muhammad tertanggal tahun 986H.
No comments:
Post a Comment