Menjelang Kiamat, akan muncul Dajjal
(bahasa Arab: الدّجّال al-dajjāl). Artinya pembohong besar. Bisa disebut
juga sebagai Al Masih Dajjal. Dajjal ini kelak akan diperangi oleh Imam
Mahdi dan Nabi Isa.
Ciri-cirinya menurut berbagai hadits adalah sebagai berikut. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda keturunan Yahudi yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakannya dengan Abul ‘Uzza bin Qathan. Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, kemudian dia membuat kerusakan besar. Badannya besar dan berwarna merah.
Ciri-cirinya menurut berbagai hadits adalah sebagai berikut. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda keturunan Yahudi yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakannya dengan Abul ‘Uzza bin Qathan. Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, kemudian dia membuat kerusakan besar. Badannya besar dan berwarna merah.
Isa Al Masih akan menemukannya di Luddin dan membunuhnya.
Dari Annawwas
bin Sam’an r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan perihal
Dajjal pada suatu pagi. Beliau s.a.w. menguraikan Dajjal itu
kadang-kadang suaranya direndahkan dan kadang-kadang diperkeraskan dan
Dajjal itu sendiri oleh beliau s.a.w. kadang-kadang dihinanya, tetapi
kadang-kadang diperbesarkan hal ihwalnya sebab amat besarnya fitnah yang
akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita semua mengira seolah-olah
Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma. Setelah pada suatu ketika
kita pergi ke tempatnya, beliau s.a.w.
kiranya telah mengetahui apa yang ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: “Ada persoalan apakah engkau semua ini?” Kita menjawab: “Ya Rasulullah, Tuan menyebut-nyebutkan Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara dan Dajjal itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya karena besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita semua mengira bahwa ia sudah ada di kelompok pohon kurma.” Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Kecuali Dajjal, itulah yang paling saya takutkan kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di kalangan engkau semua, maka sayalah penantangnya untuk melindungi engkau semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penantang guna melindungi dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakannya dengan Abul ‘Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi. Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga membuat kerusakan di bagian sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua.” Kita para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?” Beliau s.a.w. menjawab: “Empat puluh hari, yang sehari -hari pertama- itu lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi -hari kedua- lamanya seperti sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga- seperti sejum’at -yakni seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini.” Kita bertanya lagi: “Ya Rasulullah, dalam sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup mengerjakan seperti shalat sehari saja -yakni lima waktu?” Beliau s.a.w. menjawab: “Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya masing-masing.” Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang. Kita bertanya pula: “Ya Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya dalam menjelajah bumi?” Beliau s.a.w. bersabda: “Yaitu bagaikan hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajjal itu datang kepada sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. Ia menyuruh langit supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan bergumbul -atau berpunuk- sepanjang -atau sebesar- yang pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang pernah ada -yakni penuh air susu- dan terpanjang pantatnya -sebab semuanya kenyang. Seterusnya datanglah Dajjal itu pada sesuatu kaum, lalu mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini -karena ketetapan keimanannya- pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya -seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama sekali dari rumput dan tanaman lain-lain, juga tidak lagi mereka memiliki harta benda sedikitpun. Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing -bekas istana yang rusak-rusak-, kemudian ia berkata: “Keluarkanlah harta-harta simpananmu,” tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal itu sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal memanggil seorang pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya -menurut riwayat yang dimaksudkan ialah Al-Hidhr-, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah tubuhnya menjadi dua bagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri sambil tertawa. Dalam keadaan sebagaimana di atas itu, tiba-tiba Allah Ta’ala mengutus Isa al-Masih putera Maryam. Ia turun di menara -atau rumah tinggi- putih warnanya, yang terletak di sebelah selatan Damsyik, yaitu mengenakan dua lembar pakaian yang bersumba, dengan meletakkan kedua tapak tangannya atas sayap dua malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya, maka mencucurlah air dari kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka berjatuhanlah daripadanya permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada seorang kafirpun yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya itu, melainkan ia pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya pandangan matanya. Selanjutnya al-Masih mencari Dajjal itu sehingga dapat menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya. Seterusnya Isa a.s. mendatangi kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari kejahatan Dajjal itu, lalu ia mengusap wajah-wajah mereka -maksudnya melapangkan kesukaran-kesukaran yang mereka alami selama kekuasaan Dajjal tersebut- dan ia memberitahukan kepada mereka bahwa mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dalam syurga. Dalam keadaan yang sedemikian itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s. bahwasanya Aku -Allah- telah mengeluarkan beberapa orang hambaKu yang tiada kekuasaan bagi siapapun untuk menentang serta berlawanan perang dengan mereka itu. Maka itu kumpulkanlah hamba-hambaKu -yang menjadi kaum mu’minin- itu ke gunung Thur. Orang-orang yang dikeluarkan oleh Allah itu ialah bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Mereka itu mengalir secara cepat sekali dari setiap tempat yang tinggi. Kemudian berjalanlah barisan pertama dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu minum airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari mereka lalu mereka ini berkata: “Danau ini tentunya tadi masih ada airnya -dan kini sudah habis.” Nabiyullah Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya dikurung -yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar-, sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi seorang diantara mereka itu adalah lebih berharga dari seratus uang dinar emas bagi seorang diantara engkau semua pada hari ini. Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu ‘annum semuanya merendahkan diri kepada Allah Ta’ala memohonkan agar kesukaran itu segera dilenyapkan. Allah Ta’ala lalu menurunkan ulat atas bangsa Ya’juj dan Ma’juj tadi di leher-leher mereka, kemudian menjadilah mereka itu sebagai korban yang mati seluruhnya dalam waktu sekaligus, seperti kematian seorang manusia. Nabiyullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya radhiallahu ‘anhum lalu turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanahpun di bumi itu melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin mayat-mayat bangsa-bangsa Ya’juj dan Ma’juj tadi. Selanjutnya Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu ‘annum sama merendahkan diri lagi kepada Allah Ta’ala sambil memohonkan agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta’ala menurunkan burung sebesar batang-batang leher unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu meletakkan mereka itu di sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah. Seterusnya Allah ‘Azza-wajalla lalu menurunkan hujan yang tidak tertutup daripadanya tempat yang bertanah keras ataupun yang lunak -yakni semuanya pasti terkena siraman hujan itu-, kemudian hujan itu membasuh merata di bumi sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca. Kepada bumi itu lalu dikatakan: “Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu.” Maka pada saat itu sekelompok manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja -karena amat besarnya. Merekapun dapat bernaung di bawah kulit tempurung delima tadi dan dikaruniakanlah keberkahan dalam air susu, sehingga sesungguhnya seekor unta yang mengandung air susu sesungguhnya dapat mencukupi segolongan besar dari para manusia, seekor lembu yang mengandung air susu dapat mencukupi sekabilah manusia, sedang seekor kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa manusia. Seterusnya di waktu mereka dalam keadaan yang sedemikian itu, tiba-tiba Allah Ta’ala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa kaum mu’minin itu dari bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang mencabut jiwa setiap orang mu’min dan setiap orang muslim. Kini yang tertinggal adalah golongan manusia yang jahat-jahat yang saling bercampur-baur -antara lelaki dan perempuan- sebagaimana bercampur baurnya sekelompok keledai. Maka di atas mereka inilah menjelang tibanya hari kiamat.” (Riwayat Muslim)
kiranya telah mengetahui apa yang ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: “Ada persoalan apakah engkau semua ini?” Kita menjawab: “Ya Rasulullah, Tuan menyebut-nyebutkan Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara dan Dajjal itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya karena besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita semua mengira bahwa ia sudah ada di kelompok pohon kurma.” Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Kecuali Dajjal, itulah yang paling saya takutkan kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di kalangan engkau semua, maka sayalah penantangnya untuk melindungi engkau semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penantang guna melindungi dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakannya dengan Abul ‘Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi. Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga membuat kerusakan di bagian sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua.” Kita para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?” Beliau s.a.w. menjawab: “Empat puluh hari, yang sehari -hari pertama- itu lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi -hari kedua- lamanya seperti sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga- seperti sejum’at -yakni seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini.” Kita bertanya lagi: “Ya Rasulullah, dalam sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup mengerjakan seperti shalat sehari saja -yakni lima waktu?” Beliau s.a.w. menjawab: “Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya masing-masing.” Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang. Kita bertanya pula: “Ya Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya dalam menjelajah bumi?” Beliau s.a.w. bersabda: “Yaitu bagaikan hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajjal itu datang kepada sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. Ia menyuruh langit supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan bergumbul -atau berpunuk- sepanjang -atau sebesar- yang pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang pernah ada -yakni penuh air susu- dan terpanjang pantatnya -sebab semuanya kenyang. Seterusnya datanglah Dajjal itu pada sesuatu kaum, lalu mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini -karena ketetapan keimanannya- pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya -seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama sekali dari rumput dan tanaman lain-lain, juga tidak lagi mereka memiliki harta benda sedikitpun. Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing -bekas istana yang rusak-rusak-, kemudian ia berkata: “Keluarkanlah harta-harta simpananmu,” tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal itu sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal memanggil seorang pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya -menurut riwayat yang dimaksudkan ialah Al-Hidhr-, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah tubuhnya menjadi dua bagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri sambil tertawa. Dalam keadaan sebagaimana di atas itu, tiba-tiba Allah Ta’ala mengutus Isa al-Masih putera Maryam. Ia turun di menara -atau rumah tinggi- putih warnanya, yang terletak di sebelah selatan Damsyik, yaitu mengenakan dua lembar pakaian yang bersumba, dengan meletakkan kedua tapak tangannya atas sayap dua malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya, maka mencucurlah air dari kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka berjatuhanlah daripadanya permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada seorang kafirpun yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya itu, melainkan ia pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya pandangan matanya. Selanjutnya al-Masih mencari Dajjal itu sehingga dapat menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya. Seterusnya Isa a.s. mendatangi kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari kejahatan Dajjal itu, lalu ia mengusap wajah-wajah mereka -maksudnya melapangkan kesukaran-kesukaran yang mereka alami selama kekuasaan Dajjal tersebut- dan ia memberitahukan kepada mereka bahwa mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dalam syurga. Dalam keadaan yang sedemikian itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s. bahwasanya Aku -Allah- telah mengeluarkan beberapa orang hambaKu yang tiada kekuasaan bagi siapapun untuk menentang serta berlawanan perang dengan mereka itu. Maka itu kumpulkanlah hamba-hambaKu -yang menjadi kaum mu’minin- itu ke gunung Thur. Orang-orang yang dikeluarkan oleh Allah itu ialah bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Mereka itu mengalir secara cepat sekali dari setiap tempat yang tinggi. Kemudian berjalanlah barisan pertama dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu minum airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari mereka lalu mereka ini berkata: “Danau ini tentunya tadi masih ada airnya -dan kini sudah habis.” Nabiyullah Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya dikurung -yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar-, sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi seorang diantara mereka itu adalah lebih berharga dari seratus uang dinar emas bagi seorang diantara engkau semua pada hari ini. Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu ‘annum semuanya merendahkan diri kepada Allah Ta’ala memohonkan agar kesukaran itu segera dilenyapkan. Allah Ta’ala lalu menurunkan ulat atas bangsa Ya’juj dan Ma’juj tadi di leher-leher mereka, kemudian menjadilah mereka itu sebagai korban yang mati seluruhnya dalam waktu sekaligus, seperti kematian seorang manusia. Nabiyullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya radhiallahu ‘anhum lalu turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanahpun di bumi itu melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin mayat-mayat bangsa-bangsa Ya’juj dan Ma’juj tadi. Selanjutnya Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu ‘annum sama merendahkan diri lagi kepada Allah Ta’ala sambil memohonkan agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta’ala menurunkan burung sebesar batang-batang leher unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu meletakkan mereka itu di sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah. Seterusnya Allah ‘Azza-wajalla lalu menurunkan hujan yang tidak tertutup daripadanya tempat yang bertanah keras ataupun yang lunak -yakni semuanya pasti terkena siraman hujan itu-, kemudian hujan itu membasuh merata di bumi sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca. Kepada bumi itu lalu dikatakan: “Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu.” Maka pada saat itu sekelompok manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja -karena amat besarnya. Merekapun dapat bernaung di bawah kulit tempurung delima tadi dan dikaruniakanlah keberkahan dalam air susu, sehingga sesungguhnya seekor unta yang mengandung air susu sesungguhnya dapat mencukupi segolongan besar dari para manusia, seekor lembu yang mengandung air susu dapat mencukupi sekabilah manusia, sedang seekor kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa manusia. Seterusnya di waktu mereka dalam keadaan yang sedemikian itu, tiba-tiba Allah Ta’ala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa kaum mu’minin itu dari bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang mencabut jiwa setiap orang mu’min dan setiap orang muslim. Kini yang tertinggal adalah golongan manusia yang jahat-jahat yang saling bercampur-baur -antara lelaki dan perempuan- sebagaimana bercampur baurnya sekelompok keledai. Maka di atas mereka inilah menjelang tibanya hari kiamat.” (Riwayat Muslim)
Dari Hadits di atas ternyata beraksi
selama 14 bulan dan 14 hari. Namun kerusakannya luar biasa. Namun di era
bom nuklir sekarang ini kita paham bahwa waktu seperti itu cukup lama
untuk berbuat kerusakan.
Dajjal awalnya cuma mengaku sebagai Nabi. Setelah itu dia mengaku sebagai Tuhan:
Rasulullah SAW bersabda sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Umamah Al Bahili, “Di awal kemunculannya, ia
berkata: ‘Aku adalah Nabi. Padahal tidak ada nabi setelahku. Kemudian ia
memuji dirinya sambil berkata: ‘Aku adalah Rabb kalian’, padahal kalian
tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga kalian mati.” (HR. Ibnu
Majjah. II/512-516)
Dajjal buta sebelah matanya. Dan di antara kedua matanya tertulis huruf Kaf, Fa, dan Ro (Kafir).Dari Anas r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh Allah, melainkan ia benar-benar memberikan peringatan kepada umatnya tentang makhluk yang buta sebelah matanya serta maha pendusta. Ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya Tuhanmu ‘Azzawajalla semua itu tidaklah buta sebelah mata seperti Dajjal. Di antara kedua matanya itu tertulislah huruf-huruf kaf, fa’, ra’ -yakni kafir.” (Muttafaq ‘alaih)
Dajjal juga membawa air (surga) dan api (neraka). Apa yang kita lihat sebagai api, ternyata air. Sedang yang kita lihat seperti air, ternyata api:
Dari Buraidah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidakkah engkau semua suka saya beritahu perihal Dajjal, yaitu yang belum pernah diberitahukan oleh seorang Nabipun kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya ia datang dengan sesuatu sebagai perumpamaan syurga dan neraka. Maka yang ia katakan bahwa itu adalah syurga, sebenarnya adalah neraka.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan Dajjal di hadapan orang banyak, lalu berkata: “Sesungguhnya Allah itu tidak buta sebelah matanya. Ingatlah bahwa sesungguhnya al-Masih Dajjal itu buta sebelah matanya yang sebagian kanan, seolah-olah matanya itu adalah sebuah biji anggur yang menonjol.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Rib’iy bin Hirasy, katanya: “Saya
berangkat dengan Abu Mas’ud al-Anshari ke tempat Hudzaifah al-Yaman ra,
lalu Abu Mas’ud berkata kepadanya: “Beritahukanlah kepadaku apa yang
pernah engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. perihal Dajjal.” Hudzaifah
lalu berkata: “Nabi s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan
sesungguhnya beserta Dajjal itu ada air dan api. Adapun yang dilihat
oleh para manusia sebagai air, maka sebenarnya itu adalah api yang
membakar, sedang apa yang dilihat oleh para manusia sebagai api, maka
sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang
menemui Dajjal diantara engkau semua, hendaklah masuk dalam benda yang
dilihatnya sebagai api, karena sesungguhnya ini adalah air tawar dan
nyaman sekali.” Setelah itu Abu Mas’ud berkata: “Sayapun benar-benar
pernah mendengar yang seperti itu.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash ra,
katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dajjal itu akan keluar kepada
umatku kemudian menetap selama empat puluh lamanya, tetapi saya tidak
mengerti apakah itu empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empat
puluh tahun. Kemudian Allah mengutus Isa putera Maryam a.s. lalu ia
mencari Dajjal kemudian merusakkannya -yakni membunuhnya. Kemudian para
manusia itu menetap selama tujuh tahun di saat itu tidak ada permusuhan
sama sekali antara dua orang manusiapun. Selanjutnya Allah ‘Azzawajalla
mengutus angin yang dingin dari arah Syam (Palestina). Maka tidak ada
seorangpun yang menetap di atas permukaan bumi yang dalam hati orang itu
ada timbangan seberat semut kecil dari kebaikan atau keimanan,
melainkan pasti akan dicabut nyawanya sehingga andaikata salah seorang
dari engkau semua ada yang masuk di dalam perut gunung, juga pasti akan
dimasuki oleh angin tadi, sampai dapat tercabut nyawanya. Akhirnya yang
ketinggalan adalah manusia-manusia yang buruk kelakuannya yang suka
cepat-cepat melakukan keburukan dan kezaliman sampai dapat diumpamakan
sebagai keringanan burung yang sedang terbang atau angan-angan binatang
buas yang hendak memangsa. Orang-orang tersebut tidak mengerti apa-apa
yang baik dan tidak mengingkari apa-apa yang buruk -yakni kemungkaran
dibiarkan belaka. Seterusnya lalu muncullah syaitan yang menjelma
sebagai manusia lalu berkata: “Alangkah baiknya kalau engkau semua suka
mengikuti perintahku?” Orang-orang sama berkata: “Apakah yang engkau
perintahkan kepada kita?” Kemudian syaitan tersebut mengajak mereka
menyembah berhala-berhala. Keadaan para manusia di saat itu adalah
sangat luas rezekinya, senang hidupnya. Selanjutnya ditiupkanlah dalam
sangkakala, maka tiada seorangpun yang mendengarnya melainkan ia
menurunkan lehernya yang sebelah dan mengangkat yang sebelah lainnya.
Pertama-tama orang yang mendengarnya itu ialah seorang yang sedang
memperbaiki pelur kolam untanya, lalu ia tidak sadarkan diri dan semua
manusia di sekitarnyapun tidak sadarkan diri -terus mati. Kemudian Allah
mengirimkan atau sabdanya: Menurunkan hujan bagaikan rintik-rintik atau
bagaikan bayangan, lalu dari air itu tumbuhlah seluruh tubuh para
manusia, terus ditiupkanlah pula sekali lagi sangkakala tersebut
tiba-tiba orang-orang itu sama berdiri bangun sambil memperhatikan
keadaan di waktu itu, kemudian ada yang mengucapkan: “Hai sekalian
manusia, marilah sama mendekat di hadapan Tuhanmu semua,” dan kepada
semua malaikat diperintahkan: “Hentikan dulu orang-orang itu, sebab
sesungguhnya mereka akan ditanya lebih dulu.” Kemudian dikatakan pula:
“Keluarkan olehmu semua orang-orang itu perlu dikirim ke neraka.”
Selanjutnya ditanyakan: “Dari berapa?” Lalu dijawab: “Dari setiap seribu
-orang- sebanyak sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang.”
Sabdanya: “Itulah hari yang dapat membuat anak-anak kecil menjadi
beruban dan itulah hari dibukanya betis manusia, karena amat kebingungan
sekali.” (Riwayat Muslim) Alliitu ialah batang leher, artinya ialah
merendahkan lehernya yang sebelah dan mengangkat sebelah yang lainnya.
Dajjal tidak akan bisa memasuki kota Mekkah dan Madinah:
Dari Anas r.a., katanya: “Rasulullah
s.a.w. bersabda: “Tiada suatu negeripun melainkan akan diinjak oleh
Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu
lorongpun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ
ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian
Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir -di luar Madinah- lalu
kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari
goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan akan setiap orang kafir
dan munafik.” (Riwayat Muslim)
Dajjal kemudian akan muncul di
Khurasan diikuti oleh orang-orang yang wajahnya seperti tameng yang
ditempa palu (Bangsa Mongol / Cina?):
Tirmidzi, Ibn Majah, Hakim, Ahmad, dan
Dhiya’ dalam al-Mukhtar, dari Abu Bakar Shiddiq yang menjelaskan bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhya Dajjal muncul disebuah
daerah di timur bernama Khurasan. Ia diikuti oleh orang-orang yang
wajahnya seperti tameng yang ditempa palu.”
Dajjal juga akan diikuti 70 ribu kaum Yahudi Isfahan yang memakai pakaian pendeta:
Dari Anas r.a. pula bahwasanya Rasulullah
s.a.w. bersabda: “Yang mengikuti Dajjal dari golongan kaum Yahudi
Isfahan itu ada sebanyak tujuh puluh ribu orang. Mereka itu mengenakan
pakaian kependetaan.” (Riwayat Muslim)
Dari Ummu Syarik ra bahwasanya ia
mendengar Nabi s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya sekalian manusia itu sama
melarikan diri dari gangguan Dajjal yaitu ke gunung-gunung.” (Riwayat
Muslim)
Dari Imran bin Hushain ra, katanya: “Saya
mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada suatu peristiwapun antara
jarak waktu semenjak Allah menciptakan Adam sampai datangnya hari kiamat
nanti, yang lebih besar daripada perkara Dajjal.” (Riwayat Muslim)
Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi
s.a.w. sabdanya: “Dajjal keluar lalu ada seorang dari golongan kaum
mu’minin, ia ditemui oleh beberapa orang penyelidik yakni para
penyelidik dari Dajjal. Mereka berkata kepada orang itu: “Kemana engkau
bersengaja pergi?” Ia menjawab: “Saya sengaja akan pergi ke tempat orang
yang keluar -yakni yang baru muncul dan yang dimaksudkan ialah Dajjal.”
Mereka berkata: “Adakah engkau tidak beriman dengan Tuhan kita -yakni
Dajjal-?” Ia menjawab: “Tuhan kita tidak samar-samar lagi sifat-sifat
keagungannya sedangkan Dajjal itu tampaknya saja menunjukkan
kedustaannya.” Orang-orang itu sama berkata: “Bunuhlah ia.” Sebagian
orang berkata kepada yang lainnya: “Bukankah engkau semua telah dilarang
oleh Tuhanmu kalau membunuh seorang tanpa memperoleh persetujuannya
-yakni Dajjal-?” Merekapun pergilah dengan membawa orang itu ke Dajjal.
Setelah Dajjal dilihat oleh orang mu’min itu, lalu orang mu’min tadi
berkata: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya inilah Dajjal yang
disebut-sebutkan oleh Rasulullah s.a.w. Dajjal memerintah
pengikut-pengikutnya menangkap orang mu’min itu lalu ia ditelentangkan
pada perutnya. Dajjal berkata: “Ambillah ia lalu lukailah kepala dan
mukanya.” Seterusnya ia diberi pukulan bertubi-tubi pada punggung serta
perutnya. Dajjal berkata: “Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku?”
Orang mu’min itu berkata: “Engkau adalah al-Masih maha pendusta.” Ia
diperintah menghadap kemudian digergajilah ia dengan gergaji dari
pertengahan tubuhnya, yaitu antara kedua kakinya -maksudnya dibelah dua.
Dajjal lalu berjalan antara dua potongan tubuh itu, kemudian berkata:
“Berdirilah.” Orang mu’min tadi terus berdiri lurus-lurus, kemudian
Dajjal berkata padanya. “Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku?” Ia
berkata: “Saya tidak bertambah melainkan kewaspadaan dalam menilai siapa
sebenarnya engkau itu.” Selanjutnya orang mu’min itu berkata: “Hai
sekalian manusia, janganlah ia sampai dapat berbuat sedemikian tadi
kepada seorangpun dari para manusia, setelah saya sendiri mengalaminya.”
Ia diambil lagi oleh Dajjal untuk disembelih. Kemudian Allah membuat
tabir tembaga yang terletak antara leher sampai ke tengkuknya, maka
tidak ada jalan bagi Dajjal untuk dapat membunuhnya. Seterusnya Dajjal
lalu mengambil orang tadi, yaitu kedua tangan serta kedua kakinya, lalu
melemparkannya. Orang-orang sama mengira bahwa sesungguhnya orang itu
dilemparkan olehnya ke neraka, tetapi sebenarnya ia dimasukkan dalam
syurga.” Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: “Orang itulah
sebesar-besar para manusia dalam hal kesyahidannya -yakni kematian
syahidnya- di sisi Allah yang menguasai semesta alam ini.” Diriwayatkan
oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayatkan sebagiannya dengan
uraian yang semakna dengan di atas itu. Almasalihu yaitu para pengintai
atau penyelidik.
Dari al-Mughirah bin Syu’bah r.a.,
katanya: “Tiada seorangpun yang lebih banyak pertanyaannya mengenai hal
Dajjal daripada saya sendiri. Sesungguhnya Dajjal itu tidak akan
membahayakan dirimu.” Saya berkata: “Orang-orang sama berkata bahwa
Dajjal itu mempunyai segunung tumpukan roti dan sungai air.” Beliau
s.a.w. bersabda: “Hal itu adalah lebih mudah bagi Allah daripada yang
dapat dilakukan oleh Dajjal.” (Muttafaq ‘alaih)
No comments:
Post a Comment