Pengusaha dan pekerja


Firman Allah, "Dan jika kamu menuruti kebanyakkan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)" (Al-An'am 116).
Dalam perniagaan atau dimana tempat kita bekerja, kita bergaul dan menjalin hubungan dengan banyak orang dengan tabiat dan karakter mereka masing-masing, dengan adat dan kebiasaan serta aturan-aturan yang dibebankan kepada seorang pekerja. Begitu banyaknya hal-hal yang meragukan antara halal dan haram, dusta, khianat, saling menjatuhkan, hal-hal kotor dan tercela lainnya. Dalam mencari keberhasilan dan dalam kesuksesan jadikanlah diri ini berguna bagi orang banyak dengan tetap memegang prinsip kebenaran dan kebijakan sesuai tuntunan.
Disebutkan bahwa Al-Habib 'Umar bin bin Muhammad bin Hafidz berkata, "Pergaulilah manusia dengan kasih sayang", yakni agar kita dapat terjaga dari hal-hal tercela, sebab Rasulb bersabda, "Seseorang berada pada agama temannya". Yaitu seseorang dapat terpengaruh dengan lingkungan dan teman-teman yang dimana dia berinteraksi didalamnya. usahakan lingkungan tidak mempengaruhimu, namun jadikan lingkungan yang mengikutimu. Dengan berlaku kasih terhadap manusia yang dimaksud Habib 'Umar bin Hafidz tadi adalah dengan kasih yang diberikan dapat diharapkan agar kita tidak terpengaruh hal-hal yang buruk serta dapat mengajak mereka pada jalan Allah yang lurus. Inilah yang dimaksud dengan kebaikan yang termaktub dalam hadits "Kebaikan itu ada pada diriku (Muhammad) dan setiap umatku, sehingga tiba hari kiamat". dan da'wah yang termaktub dalam ayat “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”. yang ada pada setiap umat Nabi Muhammadb.
Seorang Ulama berkata,”Barangsiapa yang pada pagi hari duniawi yang menjadi kemauan kerasnya yang paling besar, Allah memberati di hatinya empat perkara :
1.      Perasaan susah yang tidak putus-putus selamanya
2.      Kesibukkan yang tanpa ada senggang selamanya
3.      Kefakiran yang tidak akan sampai kaya selamanya (selalu merasa kurang)
4.      Angan angan yang tidak akan ada batasnya.”

Sesungguhnya manusia dapat dikelompokan tiga macam :
1.      Kelompok Orang yang mencari harta, Kelompok ini takkan makan atau memperoleh harta melebihi rizki yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
2.      Kelompok orang yang mencari dosa, kelompok ini hanya akan mendapatkan  kehinaan dan kerugian.
3.      Kelompok orang yang mencari jalan kebenaran dan menaati perintah Allah dan rasul-Nya, kelompok ini akan dikaruniai rizki dan jalan yang benar oleh Allah SWT.
Rasul bersabda:”Allah mengharamkan rezeki bagi seseorang disebabkan dosa-dosa yang diperbuatnya, khususnya dosa berbohong”. Nushair bin Yahya berkata: “Kami mendapatkan keterangan dari para ulama bahwa dunia dan agama ini tidak bisa berdiri tegak kecuali dengan empat kelompok manusia, yaitu: penguasa, ulama, tentara dan pengusaha”. Seorang zahid menafsirkan keterangan diatas, ia berkata:“Penguasa itu adalah yang melindungi rakyat, Ulama itu merupakan pewaris para nabi yang selalu menunjukkan masyarakat ke jalan yang benar yang di ridhai Allah SWT dan masyarakat mengikuti petunjuknya, Tentara adalah ahli perang yang memerangi orang-orang kafir dan musuh Allah, Pengusaha adalah orang-orang yang dipercaya Allah untuk melayani kebutuhan masyarakat”.
Seorang bijak (ahli hikmah) berkata: ”Apabila seorang pengusaha memiliki lisan yang bersih dari dusta, omong kosong dan sumpah. Memiliki hati yang bersih dari menipu, khianat dan dengki. Memiliki pribadi yang selalu mendatangi shalat jum’at, jam’ah dan pengajian ilmu, serta mementingkan untuk menaati perintah Allah dan mencari ridha-Nya, maka ia tidak akan rugi dunia dan akhirat”.
Dari ‘Ali bin Abu Thalib kw, bahwa ia berkata: ”Seorang pengusaha bila tidak mendalami masalah agama maka ia akan terjerumus kedalam riba”.
Ibnuz Zubair meriwayatkan dari Jahir Ra bahwa Rasul bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sehingga sempurna rizkinya. Maka janganlah kamu menganggap lambat rizki itu; bertakwalah kepada Allah dan baik-baiklah dalam mencari rizki. Ambilah yang halal bagimu dan tinggalkanlah apa-apa yang telah diharamkan Allah”.Seorang ahli hikmah berkata: Pengusaha ada empat macam, yaitu :
  1. Pengusaha yang menyadari bahwa rizki itu berasal dari Allah dan dari usahanya; maka ketahuilah  ia adalah orang musyrik
  2. Pengusaha yang menyadari bahwa rizki itu berasal dari Allah, akan tetapi merasa ragu-ragu apakah akan memperolehnya atau tidak; maka ia adalah orang munafik
  3. Pengusaha yang menyadari bahwa rizki itu berasal dari Allah, tetapi ia tidak mau menunaikan kewajibannya dan durhaka kepada Allah; maka ia adalah orang fasik
  4. Pengusaha yang menyadari bahwa rizki itu berasal dari Allah dan melihat bahwa usahanya itu hanya merupakan sebab, lalu ia menunaikan kewajibannya dan tidak durhaka kepada Allah dalam usahanya itu; maka ia seorang mukmin yang ikhlas”.

Al-Faqih Nashr Muhammad As-Samarqandiy menerangkan bahwa siapa yang ingin supaya usahanya baik, maka ia harus menjaga lima hal, yaitu:
  1. Tidak menunda-nunda kewajiban terhadap Allah karena urusan usaha dan tidak pula menguranginya.
  2. Tidak mengganggu atau merugikan orang lain dalam berusaha
  3. Dalam berusaha ia berniat menaati perintah Allah dan menjalankan sunnah Rasul serta menjaga kehormatan diri dan keluarganya
  4. Tidak memaksakan diri dalam berusaha
  5. Tidak menganggap bahwa rizki itu diperoleh karena semata-mata hasil usahanya, akan tetapi harus menyadari bahwa rizki itu berasal dari Allah dan usahanya itu hanya merupakan suatu sebab”.

Diriwayatkan bahwa Nabi bersabda: “ Barangsiapa yang berusaha untuk mendapatkan harta dengan cara dosa (haram) kemudian ia menshadaqahkannya, atau mempererat tali persaudaraan, atau menginfakkannya pada jalan Allah, maka semuanya itu dikumpulkan dan dilemparkan kedalam neraka”. Dari Ibnu Mas’ud Ra bahwasanya ia berkata, “RasulullahJ bersabda: “Tidak seseorang yang mendapatkan harta yang haram lalu ia menshadaqahkannya lalu ia mendapatkan pahala karenanya, tidak pula ia membelanjakannya lalu ia mendapatkan berkah darinya, dan tidak pula ia meninggalkannya dibelakang hari (sebagai harta warisan) melainkan akan menjadi tambahan baginya di neraka.
Sewaktu Nabi ditanya tentang usaha apa yang paling baik, Beliau menjawab: “Usaha seseorang dengan tangannya sendiri, dan setiap jual beli yang baik yang tidak ada keragu-raguan didalamnya dan tidak ada khianat didalamnya”. Dari Al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib Ra, cucu Rasulullahb berkata: “Saya telah hafal sabda Rasulullah, “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu dan kerjakan apa-apa yang tidak meragukanmu”. (HR Shahih dari Tirmidzi).
Rasulb bersabda, "Ingatlah bahwa jual beli itu selalu diliputi oleh hal-hal yang tidak baik, sumpah dan dusta, maka bersihkanlah dengan shadaqah". Sebagai salah satu solusinya karena kasih-Nya kepada hamba-Nya Allah SWT berfirman, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka". Dan Nabib bersabda, "Obatilah orang-orang yang sakit diantara kamu dengan shadaqah". Jangan kuatir akan berkurangnya harta dengan shadaqah sebab Allah berfirman, "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya".
Abu Dzar Al-Ghiffari ra Sahabat Rasulb berkata: "Shalat adalah tiang agama, jihad adalah tulang punggung amal, serta shadaqah itu adalah suatu hal yang mengherankan. Sewaktu ditanya mengenai puasa, ia menjawab : "Itu adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah". Sewaktu ditanya kepadanya shadaqah apa yang paling mulia, ia menjawab : "Yang paling banyak, lalu yang paling banyak" ; kemudian ia membaca ayat, "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai". Sewaktu ia ditanya : "Bagaimana jika ia tidak memiliki harta yang banyak?", ia menjawab : "Maka bershadaqahlah dengan kelebihan hartanya". Ia ditanya lagi, "Bagaimana jika ia tidak memiliki kelebihan hartanya?". Ia menjawab, "Maka bershadaqahlah dengan kelebihan makanannya".Kemudian ditanya kembali,"Bagaimana jika ia tidak memiliki kelebihan makanannya?", ia menjawab, "Hendaklah ia membantu dengan tenaganya". Ditanyakan kepadanya, "Bagaimana bila ia tidak mampu melakukannya?". Ia menjawab, "Hendaklah ia menjaga dirinya dari api neraka walaupun dengan bershadaqah separuh biji kurma". Ditanyakan kembali kepadanya, "Bagaimana jika ia tidak dapat melaksanakannya?". Ia menjawab, "Hendaklah ia menahan dirinya untuk tidak menyakiti orang lain". Termaktub dalam sebuah ayat, " Syetan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan, sedangkan Allah menjanjikan kamu dengan ampunan dari-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui".
Pelajaran dari Hatim Al-Asham

Renungkanlah riwayat berikut ini.
Suatu hari Hatim Al-Asham ditanya oleh sahabatnya, Syaqiq Al-Bakhi, semoga Allah merahmati keduanya. "Kau telah bersahabat denganku selama 30 tahun, apa yang kau dapatkan selama ini?" Tanya Syaqiq.
"Aku telah mendapatkan 8 pelajaran yang kuharapkan dapat menyelamatkanku" jawab Hatim.
"Apa pelajaran itu?"
"Pertama, Kuamati kehidupan manusia, kudapati setiap manusia memiliki kecintaan dan kesayangan. Dari beberapa kecintaannya itu, ada yang menemaninya sampai pada sakit yang menyebabkan kematiannya, dan ada yang mengantarnya sampai ke pekuburan, setelah itu mereka semua pergi meninggalkannya seorang diri, tidak ada satu pun yang bersedia masuk kedalam kubur menemaninya. Kurenungkan hal ini lalu kukatakan: Sebaik-baik kecintaan adalah yang mau menemani seseorang didalam kubur dan menghiburnya. Aku tidak mendapatkan yang demikian itu kecuali amal shaleh. Oleh karena itu, kujadikan amal shaleh sebagai kecintaanku agar dapat menjadi pelita kuburku, menghiburku didalamnya, dan tidak akan meninggalkanku seorang diri.
"Kedua: Kuperhatikan bahwa manusia selalu menurutkan hawa nafsunya, dan bersegera dalam memenuhi keinginan nafsunya. Lalu kurenungkan wahyu Allah Ta'ala:

وَأَمَّامَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَـهَى النَّفْسَ عَنِ الـهَوَى فَإِنَّ الجَنَّةَ هِىَ المَأْوَى.النازعات 40-41
"Dan adapun orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)". Aku yakin Qur-an adalah haq dan benar, maka aku segera menentang nafsuku dan menyiapkan diri untuk memeranginya. Tidak sekalipun aku ikuti kehendanya sampai akhirnya ia tunduk dan ta'at kepada Allah.
"Ketiga: Aku lihat setiap orang berusaha mencari harta dan kesenangan duniawi, kemudian menggenggamnya erat-erat. Lalu kurenungkan wahyu Allah Ta'ala:

مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ الله بَاقٍ. النحل 96        
"Apa yang disisimu akan lenyap, dan apa yang disisi Allah kekal …". Karena itu, kubagi-bagikan dengan ikhlas penghasilanku kepada kaum fakir mskin agar menjadi simpananku kelak diisi-Nya.
"Keempat: Kuperhatikan sebagian manusia beranggapan bahwa kemuliaan dan kehormatan terletak pada banyaknya pengikut dan family, lalu mereka berbangga-bangga dengannya. Yang lain mengatakan terletak pada harta yang melimpah dan anak yang banyak, lalu mereka bermegah-megah dengannya. Sebagian yang lain mengira terletak dalam merampok harta orang lain, menzhalimi dan menumpahkan darah mereka. Dan sebagian lagi meyakini bahwa kemuliaan dan kehormatan terletak dalam menghambur-hamburkan dan memboroskan harta. Aku lalu merenungkan wahyu Allah Ta'ala:
اِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَاللهِ أَتْقَاكُمْ. الحخرت 49
"…Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kalian …". Lalu kupilih takwa karena aku yakin bahwa Al-Qur-an itu haq dan benar, sedang pemikiran dan pendapat mereka keliru dan tidak langgeng.
"Kelima: Kuperhatikan manusia sering saling menghina dan menggunjing (ghibah). Perbuatan buruk itu ditimbulkan oleh perasaan hasad (dengki) sehubungan dengan harta, kedudukan, ilmu. Kemudian kurenungkan wahyu Allah Ta'ala :
نَحنُ قَسَمْنَابَينَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِى الحَيَاةِ الدُّنيَا. الزخرف 32
"… Kami telah menetukan pembagian nafkah hidup diantara mereka dalam kehidupan dunia …". Maka tahulah aku, bahwa pembagian itu telah ditentukan Allah sejak di alam azali. Oleh karena itu, aku tidak boleh mendengki siapapun dan harus rela dengan pembagian yang telah diatur oleh Allah Ta'ala.
"Keenam: Kuperhatikan manusia saling bermusuhan satu dengan lainnya karena berbagai sebab dan tujuan. Lalu kurenngkan wahyu Allah Ta'ala:
اِنَّ الشَّيطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَا تَّخِذُوهُ عَدُوًّا. فاطر 6
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh ". Maka sadarlah aku, bahwa aku tidak boleh memusuhi siapapun kecuali setan.


"Ketujuh: Kuperhatikan setiap orang berusaha keras dan berlebhan dalam mencari makan dan nafkah hidup dengan cara yang menyebabkan mereka terjerumus dalam perkara syubhat dan haram, juga dengan cara yang dapat menghinakan diri dan mengurangi kehormatannya. Lalu kurenungkan wahyu Allah Ta'ala :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِى اْلأَرْضِ اِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا. هود 6
"Dan tidak satu binatang melata pun di bumi ini melainkan Allah yang menanggungkan rizkinya". Maka sadarlah aku, bahwa sesungguhnya rizki ada di tangan Allah Ta'ala, dan Ia telah memberikan jaminan. Oleh karena itu, aku menyibukkan diri dengan ibadah dan tidak meletakkan harapan pada selain-Nya
"Kedelapan: Kuperhatikan sebagian orang menyandarkan diri pada benda-benda buatan manusia, sebagian orang bergantung pada dinar dan dirham (uang), sebagian pada harta dan kekuasaan, sebagian pada kerajinan dan industri, dan sebagian lagi pada sesama makhluk. Lalu kurenungkan wahyu Allah Ta'ala :

وَ مَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَىاللهِ فَهُوَحَسْبُهُ اِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيءٍ قَدْرًا. الطلاق 3
"Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah niscaya Ia akan mencukupi (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu". Maka aku pun bertawakkal kepada Allah Ta'ala dan mencukupkan diri dengan-Nya, karena Ia adalah sebaik-baik Dzat yang bisa kupercaya untuk mengurus dan melindungi semua kepentinganku.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفاً,فِطْرَتَ اللهِ الَّتِىفَطَرَالنَّاسَ عَلَيهَا,لاَتَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ,ذَالِكَ الدِّينُ القَيِّمُ وَ لَاـكِنَّ أَكْثَرَالنَّاسِ لاَيَعْلَمُونَ.الروم 30
 “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) dan tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut ketentuannya. Itulah agama yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.  (Ar Rum 30).

No comments:

Post a Comment

Tentang Saya