Tak jauh dari Kebon Raya Bogor tepatnya
kawasan empang Bogor selatan terdapat maqom waliyulloh yang lokasinya
tepat di jalan lolongok Di Kompleks Masjid An nur itulah, Al Habib
Abdullah Bin Mukhsin Al Athas di makamkan, bersama dengan makam
anak-anaknya yaitu Al Habib Mukhsin Bin Abdullah Al Athas, Al Habib Zen
Bin Abdullah Al Athas, Al Habib Husen Bin Abdullah Al Athas, Al Habib
Abu Bakar Bin Abdullah Al Athas, Sarifah Nur Binti Abdullah Al Athas,
makam murid kesayangannya yaitu Al Habib Habib Alwi Bin Muhammad Bin
Tohir dan Maqom seorang ulama besar yang belum lama ini wafat 26 maret
2007 al walid Habib Abdurrohman Bin Ahmad Assegaf (pimpinan pon-pes Al
busro citayam depok).
Dalam Manakibnya disebutkan bahwa Al Habib Abduillah Bin Mukhsin Al Athas adalah seorang “ Waliyullah” yang telah mencapai kedudukan mulia dekat dengan Allah SWT. Beliau termasuk salah satu Waliyullah yang tiada terhitung jasa-jasanya dalam sejarah pengembangan Islam dan kaum muslimin di Indonesia. Beliau seorang ulama “Murobi” dan panutan para ahli tasauf sehingga menjadi suri tauladan yang baik bagi semua kelompok manusia maupun jin.
Dalam Manakibnya disebutkan bahwa Al Habib Abduillah Bin Mukhsin Al Athas adalah seorang “ Waliyullah” yang telah mencapai kedudukan mulia dekat dengan Allah SWT. Beliau termasuk salah satu Waliyullah yang tiada terhitung jasa-jasanya dalam sejarah pengembangan Islam dan kaum muslimin di Indonesia. Beliau seorang ulama “Murobi” dan panutan para ahli tasauf sehingga menjadi suri tauladan yang baik bagi semua kelompok manusia maupun jin.
Al Habib Abdullah Bin Mukhsin. Bin
Muhammad. Bin Abdullah. Bin Muhammad. Bin Mukhsin. Bin Husen. Bin Syeh
Al Kutub, Al Habib Umar Bin Abdurrohman Al Athas adalah seorang tokoh
rohani yang dikenal luas oleh semua kalangan umum maupun khusus. Beliau
adalah “Ahli kasaf” dan ahli Ilmu Agama yang sulit ditandingi keluawasan
Ilmunya, jumlah amal ibadahnya, kemulyaan maupun budi pekertinya.
Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas beliau asli dari Yaman Selatan dilahirkan di desa hawrat
salah satu desa di Al Kasar, Kampung kharaidhoh, “Khadramaut” pada hari Selasa 20 Jumadi Awal 1275 hijriah. Sejak kecil beliau mendapatkan pendidikan rohani dan perhatian khusus dari Ayahnya. Beliau mepelajari Al Qur’an dimasa kecilnya dari Mu’alim Syeh Umar Bin Faraj Bin Sabah.
Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas beliau asli dari Yaman Selatan dilahirkan di desa hawrat
salah satu desa di Al Kasar, Kampung kharaidhoh, “Khadramaut” pada hari Selasa 20 Jumadi Awal 1275 hijriah. Sejak kecil beliau mendapatkan pendidikan rohani dan perhatian khusus dari Ayahnya. Beliau mepelajari Al Qur’an dimasa kecilnya dari Mu’alim Syeh Umar Bin Faraj Bin Sabah.
Dalam Usia 17 tahun beliau sudah hafal
Al Qui’an. Kemudian beliau oleh Ayahnya diserahkan kepada ulama
terkemuka di masanya. Beliau dapat menimba berbagai cabang ilmu Islam
dan Keimanan.
Diantara guru–guru beliau, salah satunya
adalah Assyayid Al Habib Al Qutbi Abu Bakar Bin Abdullah Al Athas, dari
guru yang satu itu beliau sempat menimba Ilmu–Ilmu rohani dan tasauf,
Beliau mendapatkan do’a khusus dari Al Habib Abu Bakar Al Athas,
sehingga beliau berhasil meraih derajat kewalian yang patut. Diantaranya
guru rohani beliau yang patut dibanggakan adalah yang mulya Al Habib
Sholih Bin Abdullah Al Athas penduduk Wadi a’mad.
Habib Abdullah pernah membaca Al Fatihah
dihadapan Habib Sholeh dan Habib Sholeh menalkinkan Al Fatihah
kepadanya Al A’rif Billahi Al Habib Ahmad Bin Muhammad Al Habsi. ketika
melihat Al Habib Abdullah Bin Mukhsin yang waktu itu masih kecil beliu
berkata sungguh anak kecil ini kelak akan menjadi orang mulya
kedudukannya.
Al Habib Abdullah Bin Mukhsin pernah
belajar Kitab risalah karangan Al Habib Ahmad Bin Zen Al Habsi kepada Al
Habib Abdullah Bin A’lwi Alaydrus sering menemui Imam Al Abror Al Habib
Ahmad Bin Muhammad Al Muhdhor. Selain itu beliau juga sempat
mengunjungi beberapa Waliyulllah yang tingal di hadramaut seperti Al
Habib Ahmad Bin Abdullah Al Bari seorang tokoh sunah dan asar. Dan Syeh
Muhammad Bin Abdullah Basudan. Beliau menetap di kediaman Syeh Muhammad
basudan selama beberapa waktu guna memperdalam Agama.
Pada tahun 1282 Hijriah, Habib Abdulllah Bin Mukhsin menunaikan Ibadah haji yang pertama kalinya.
Pada tahun 1282 Hijriah, Habib Abdulllah Bin Mukhsin menunaikan Ibadah haji yang pertama kalinya.
Selama di tanah suci beliau bertemu dan
berdialog dengan ulama–ulama Islam terkemuka. Kemudian, seusai
menjalankan ibadah haji, beliau pulang ke Negrinya dengan membawa
sejumlah keberkahan. Beliau juga mengunjungi Kota Tarim untuk memetik
manfaat dari wali–wali yang terkenal.
Setelah dirasa cukup maka beliau
meninggalkan Kota Tarim dengan membawa sejumlah berkah yang tidak
ternilai harganya. Beliau juga mengunjungi beberapa Desa dan beberapa
Kota di Hadramaut untuk mengunjungi para Wali dan tokoh–tokoh Agama dan
Tasauf baik dari keluarga Al A’lwi maupun dari keluarga lain.
Pada tahun 1283 H, Beliau melakukan
ibadah haji yang kedua. Sepulangnya dari Ibadah haji, beliau berkeliling
ke berbagai peloksok dunia untuk mencari karunia Allah SWT dan sumber
penghidupan yang merupakan tugas mulya bagi seorang yang berjiwa mulya.
Dengan izin Allah SWT, perjalanan mengantarkan beliau sampai ke
Indonesia. beliau bertemu dengan sejumlah Waliyullah dari keluarga Al
Alwi antara lain Al Habib Ahmad Bin Muhammad Bin Hamzah Al Athas.
Sejak pertemuanya dengan Habib Ahmad
beliau mendapatkan Ma’rifat. Dan, Habib Abdullah Bin Mukhsin diawal
kedatangannya ke Jawa memilih Pekalongan sebagai Kota tempat
kediamannya. Guru beliau Habib Ahmad Bin Muhammad Al Athas banyak
memberi perhatian kepada beliau sehinga setiap kalinya gurunya
menunjungi Kota Pekalongan beliau tidak mau bermalam kecuali di rumah
Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athos.
Dalam setiap pertemuan Habib Ahmad
selalu memberi pengarahan rohani kepada Habib Abdullah Bin Mukhsin
sehingga hubungan antara kedua Habib itu terjalin amat erat. Dari Habib
Ahmad beliau banyak mendapat manfaat rohani yang sulit untuk dibicarakan
didalam tulisan yang serba singkat ini.
Dalam perjalan hidupnya Habib Abdullah
Bin Mukhsin Al Athas pernah dimasukan kedalam penjara oleh Pemerintah
Belanda, mungkin pengalaman ini telah digariskan Allah. Sebab, Allah
ingin memberi beliau kedudukan tinggi dan dekat dengannya. Nasib buruk
ini pernah juga dialami oleh Nabi Yusuf AS yang sempat mendekam dalam
penjara selama beberapa tahun. Namun, setelah keluar dari penjara ia
diberi kedudukan tinggi oleh penguasa Mashor yang telah memenjarakannya.
Karomah dan Kekeramatan Habib Abdullah
Selama di penjara ke keramatan Habib
Abdullah Bin Mukhsin semakin tampak sehingga semakin banyak orang yang
datang berkunjung kerpenjaraan tersebut. Tentu saja hal itu mengherankan
para pembesar penjara dan penjaganya. Sampai mereka pun ikut
mendapatkan berkah dan manfaat dari kebesaran Habib Abdullah dipenjara,
Setiap permohonan dan hajat yang
pengunjung sampaikan kepada Habib Abdullah Bin Mukhsin selalu dikabulkan
Allah SWT, para penjaga merasa kewalahan menghadapi para pengunjung
yang mendatangi beliau Mereka lalu mengusulkan kepada kepala penjara
agar segera membebaskan beliau. Namun, ketika usulan dirawarkan kepada
Habib Abdullah beliau menolak dan lebih suka menungu sampai selesainya
masa hukuman.
Pada suatu malam pintu penjara tiba–tiba
terbuka dan datanglah kepada beliau kakek beliau Al Habib Umar Bin
Abdurrohman Al Athas seraya berkata, Jika kau ingin keluar dari penjara
keluarlah sekarang, tetapi jika engkau mau bersabar maka bersabarlah.
Beliau ternyata memilih untuk bersabar
dalam penjara, pada malam itu juga Sayyidina Al Faqih Al Muqodam dan
Syeh Abdul Qodir Zaelani serta beberapa tokoh wali mendatangi beliau.
Pada kesempatan itu Sayyidina Al Faqih Al Muqodam memberikan sebuah
kopiah. Ternyata dipagi harinya Kopiah tersebut masih tetap berada di
kepala Al Habib Abdullah Padahal, beliau bertemu dengan Al Faqih Al
Muqodam didalam impian.
Para pengujung terus berdatangan
kepenjara sehingga berubahlah penjaraan itu menjadi rumah yang selalu
dituju, Beliau pun mendapatkan berbagai kekeratan yang luar biasa
mengingatkan kembali hal yang dimiliki para salaf yang besar seperti
Assukran dan syeh Umar Muhdor
Diantara Karomah yang beliau peroleh
adalah sebagaimana yang disebutkan Al Habib Muhammad Bin Idrus Al Habsyi
bahwa Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas ketika mendapatkan anugrah
dari Allah SWT, beliau tenggelam penuh dengan kebesaran Allah, hilang
dengan segala hubungan alam dunia dan sergala isinya. Al Habib Muhammad
Idrus Al Habsyi juga menuturkan, ketika aku mengujunginya Habib Abdullah
Bin Mukhsin Al Athos dalam penjara aku lihat penampilannya amat
berwibawa dan beliau terlihat dilapisi oleh pancaran Illahi. Sewaktu
beliau melihat aku beliau mengucapkan bait –bait syair Habib Abdullah Al
Hadad yang awal baitnya adalah sbb “ Wahaii yang mengunjungi Aku di
malam yang dingin, ketika tak ada lagi orang yang akan menebarkan berita
fitrah, Selanjutnya, kata Habib Muhammad Idrus, kami selagi berpelukan
dan menangis, “
Karomah lainnya setiap kali beliau memandang borgol yang membelegu kakinya, maka terlepaslah borgol itu.
Karomah lainnya setiap kali beliau memandang borgol yang membelegu kakinya, maka terlepaslah borgol itu.
Disebutkan juga bahwa ketika pimpinan
penjara menyuruh bawahannya untuk mengikat keher Habib Abdullah Bin
Mukhsin maka dengan rante besi maka atas izin Allah rantai itu terlepas,
dan pemimpin penjara beserta keluarga dan kerabatnya mendapat sakit
panas, dokter tak mampu mengobati penyakit pemimpin penjara dan
keluarganya itu, barulah kemudian pemimpin penjara sadar bahwa
;penyakitnya dan penyakit keluarganya itu diakibatkan Karena dia telah
menyakiti Al Habib yang sedang dipenjara.
Kemudian, kepala penjara pengutus
bawahannya untuk mendo’akan, penyakit yang di derita oleh kepala penjara
dan keluarganya itu agar sembuh Maka, berkatalah Habib Abdullah kepada
utusan itu Ambillah borgol dan rante ini ikatkan di kaki dan leher
pemimpin penjara itu, maka akan sembuhlah dia.
Kemudian dikerjakanlah apa yang
dikatakan oleh Habib Abdullah, maka dengan izin Allah SWT penyakit
pimpinan penjara dan keluarganya seketika sembuh. Kejadian ini
penyebabkan pimpinan penjara makin yakin akan kekeramatan Habib Abdullah
Mukhsin Al Athas. Sekeluarnya dari penjara beliau tinggal di Jakarta
selama beberapa tahun.
Perjalanan ke Empang
Dari sumber lain disebutkan, bahwa awal
mula kedatangan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas ke Indonesia, pada
tahun 1800 Masehi, waktu itu beliau diperintahkan oleh Al Habibul Imam
Abdullah bin Abu Bakar Alayidrus, untuk menuju Kota Mekah. Dan
sesampainya di Kota Mekah, beliau melaksanakan sholat dan pada malam
harinya beliau mimpi bertemu dengan Rasullah SAW, entah apa yang
dimimpikannya, yang jelas ke esok harinya beliau berangkat menuju Negeri
Indonesia.
Sesampainya di Indonesia, beliau
dipertemukan dengan Al Habib Ahmad Bin Hamzah Al Athas yang da dipakojan
Jakarta dan beliau belajar ilmu agama darinya, lalu Habib Ahmad Bin
Hamzah Al Athas memerintahkan agar beliau datang berziarah ke Habib
Husen di luar Batang, dari sana sampailah perjalanan beliau ke Bogor
Beliau datang ke Empang dengan tidak membawa apa-apa,
Beliau datang ke Empang dengan tidak membawa apa-apa,
Pada saat belau datang ke Empang Bogor,
disana disebutkan bahwa Empang yang pada saat itu belum ada penghuninya,
namun dengan Ilmu beliau bisa menyala dan menjadi terang benderang
Diceritakan, ada kekeramatan yang lain terjadi pula ketika beliau tengah
makan dipinggiran empang, kebetulan pada saat itu datang kepada beliau
seorang penduduk Bogor dan berkata “ Habib, kalau anda benar-benar
seorang Habib Keramat, tunjukanlah kepada saya akan kekeramatannya..
Pada saat itu kebetulan Habib Abdullah
Bin Mukhsin Al Athas tengah makan dengan seekor ikan dan ikan itu
tinggall separuh lagi. Maka Habib Abdukkah berkata” Yaa sama Anjul
ilaman Tabis,” ( wahai ikan kalau benar-benar cinta kepadaku
tunjukanlah) maka atas izin Allah SWT, seketika itu juga ikan yang
tinggal sebelah lagi meloncat ke empang. Konon ikan sebelah tersebut
sampai sekarang masih hidup dilaut.
Masjid Keramat Empang didirikan sekitar
tahun 1828 M. pendirian Masjid ini dilakukan bersama para Habaib dan
ulama-ulama besar di Indonesia. Di Sekitar Areal Masjid Keramat terdapat
peninggalan rumah kediaman Habib Abdullah, yang kini rumah itu
ditempati oleh Khalifah Masjid, Habib Abdullah Bin Zen Al Athas. Didalam
rumah tersebut terdapat kamar khusus yang tidak bisa sembarang orang
memasukinya, karena kamar itu merupakan tempat khalwat dan zikir beliau.
Bahkan disana terdapat peninggalan beliau seperti tempat tidur, tongkat
, gamis dan sorbannya yang sampai sekarang masih disimpan utuh.
Kitab-kitab beliau kurang lebih ada 850
kitab, namun yang ada sekarang tinggal 100 kitab, sisanya disimpan di
“Jamaturkhair atau di Rabitoh”. Tanah Abang Jakarta. Salah satu kitab
karangan beliau yang terkenal adalah “Faturrabaniah” konon kitab itu
hanya beredar dikalangan para ulama besar,
Adapun karangannya yang lain adalah
kitab “Ratibul Ahtas dan Ratibul Hadad.” Kedua kitab itu merupakan
pelajaran rutin yang diajarkan setiap magrib oleh beliau kepada
murid-muridnya dimasa beliau masih hidup, bahkan kepada anak dan
cucunya, Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas menganjurkan supaya tetap
dibacanya.
Habib Abdullah Bin Al Athas, adalah
seorang Waliyullah dengan kiprahnya menyebarkan Agama Islam dari satu
negeri kenegeri lain. Di Kampung Empang beliau menikahi seorang wanita
keturanan dalem Sholawat. Dari sanalah beliau mendapatkan wakaf tanah
yang cukup luas, sampai sekarang 85 bangunan yang terdapat di kampung
Empang didalam sertifikatnya atas nama Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al
Athas.
Semasa hidupnya sampai menjelang akhir
hayatnya beliau selalu membaca Sholawat Nabi yang setiap harinya
dilakukan secara dawam di baca sebanyak seribu kali, dengan kitab
Sholawat yang dikenal yaitu “ Dala’l Khoirot” artinya kebaikan yang
diperintahkan oleh Allah SWT.
Menurut Manakib, beliau dipanggil Allah
SWT pada hari Selasa, 29 Zulhijjah 1351 Hijriah diawal waktu zuhur
Jenazah beliau dimakamkan keesokan harinya hari Rabu setelah Sholat
zuhur. Tak terhitung jumlah orang yang ikut mesholatkan jenazah. Beliau
dimakamkan di bagian Barat Masjid An nur Empang,sebelum wafat beliau
terserang sakit flu ringan.
sumber referensi: kitab Manakib Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas
No comments:
Post a Comment